Burung Pipit Berjatuhan di Bali sampai Ribuan, Kenapa Ya?

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Sabtu, 11 September 2021 11:42
Burung Pipit Berjatuhan di Bali sampai Ribuan, Kenapa Ya?
Ribuan burung pipit berjatuhan di Bali.

Baru-baru ini viral di Bali ada ribuan burung pipit berjatuhan di sebuah kuburan di Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar Bali pada (9/9/2021). Dari ribuan burung pipit tersebut ada yang mati, namun ada juga yang masih hidup.

 

1 dari 5 halaman

Melansir dari Kompas.com, terdapat warga sekitar bernama Sutika yang mau memberikan keterangan apa yang terjadi. Dia mengatakan bahwa ketika dirinya sampai di tempat tersebut, sudah banyak anak-anak yang mengambil burung tersebut, ada yang mati dan ada yang masih hidup.

" Saat lihat ke kuburan, anak-anak sudah banyak yang mengambil-ambil burung itu. Saya lihat ada banyak burung di bawah pohon, ada yang mati, ada yang masih hidup. Banyak sekali, jumlahnya ribuan lebih," jelas Sutika.

 

2 dari 5 halaman

Sutika menjelaskan lebih lanjut bahwa burung-burung pipit tersebut sudah bertengger di dua batang pohon asam kuburan selama lima hari. Sementara Prawono Meruanto, Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya ALam (BKSDA) Bali, mengatakan bahwa fenomena ini baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut.

" Jadi, sebuah hal yang aneh juga kalau melihat kondisi burung-burung seperti itu berjatuhan. artinya kita tidak tahu, jatuh langsung, kita juga tidak tahu. Ini baru pertama yang saya ketetahui,' ucap Meruanto.

 

3 dari 5 halaman

Ada dua dugaan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Dugaan pertama datang dari Kepala Bidang kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka yang mengatakan bahwa burung tersebut berjatuhan karena tidak kuat melawan cuaca ekstrem.

" Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya engga lari. Dia tertahan saja diam dan basah kuyup. Itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata Made.

 

4 dari 5 halaman

Dugaan kedua datang setelah tim BKSDA melakukan penyelidikan dan mengetahui perilaku masyarakat sekitar ternyata menggunakan pestisida non-alami. Ketika burung pipit mencari makanan di tanaman padi yang tersemprot pestisida, kawanan burung tersebut pun keracunan.

" Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida tersebut."

Beri Komentar