Cerita Satu Keluarga yang Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung Ternyata Bohong!

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 11 Mei 2021 10:22
Cerita Satu Keluarga yang Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung Ternyata Bohong!
Kebeneran ini terungkap setelah ibu kandung yang bersangkutan menceritakan kejadian sebenarnya.

Dani (39) membuat heboh masyarakat melalui ceritanya melakukan perjalanan mudik dari Gombong Jawa Tengah ke Kabupaten Bandung dengan berjalan kaki bersama istri dan dua anaknya yang masih balita. kekinian, narasi yang diceritakan Dani ternyata diduga karangan belaka alias bohong.

Dani sempat bertemu wartawan di Ciamis beberapa waktu lalu. Pada awak media, ia bercerita terpaksa jalan kaki dari Gombong ke Bandung lantaran tidak memiliki ongkos naik kendaraan. Dia hanya mengantongi uang Rp 120 ribu untuk bekal selama perjalanan.

1 dari 6 halaman

Ia juga mengaku telah di-PHK oleh perusahaan konveksi tempatnya bekerja di Gombong sehingga terpaksa pulang ke Bandung.

Dani yang mengaku mudik jalan kaki dari Gombong, Jawa Tengah menuju Bandung, Jawa Barat, baru sampai Ciamis pada Jumat (7/5/2021) lalu. Pemberitaan tentang dirinya pun ramai di berbagai media online.

Sementara itu, setelah viral di media sosial mudik jalan akaki mudik jalan kaki dari Gombong ke Bandung, rupanya kabar tersebut bohong belaka. Fakta ini didapat setelah ibu kandungnya sendiri memberikan cerita aslinya.

2 dari 6 halaman

Menurut sang ibu, Suami Dani Rahmat dan istrinya Masitoh Ainun serta 2 anaknya bukan mudik, namun sengaja hidup menggelandang. Saat mengetahui putranya viral dan bohong kepada publik, ibu Dani Rahmat mengaku malu.

Ibu Dani Rahmat © Diadona

" Ibu mah, isin pisan meni dugi kakitu (malu banget sampai seperti itu) kalau bisa gak usah viral.Ibu gak pernah nyuruh seperti itu," kata Lilis Suryani drprti dikutip dari laman hot.grid.id.

Lilis Suryani juga bercerita, Dani Rahmat dan Istrinya, Masitoh Ainun minggu lalu, sempat datang ke rumahnya, namun kembali pergi. Lilis Suryani mengungkap meski tak mampu tapi Ia masih punya harga diri tidak seperti anak dan menantunya.

" Lalau dia pergi lagi, gak tau seperti itu, saya taunya mau ke kontrakkannya saja, Walau saya sudah tua, dan tak punya apa-apa, saya masih mampu kerja, menjahit," kata Lilis Suryani, yang terlihat berkaca-kaca.

3 dari 6 halaman

Lilis Suryani mengatakan, Dani Rahmat dan istrinya setiap dinasihati kerap salah tanggap, dan melawannya.

" Jadi setiap ke sini ia kerap bawa masalah saja. Saya sudah capek, mengurusnya harus bagaimana," tuturnya.

Lebih lanjut, Lilis Suryani yang meneteskan air matanya, saat itu berharap ada uluran dari pemerintah supaya bisa memulangkan anak beserta istrinya ke Medan.

" Semoga pemerintah membantu memulangkan mereka, sebab bukannya saya tidak sayang, tapi sudah cape karena kerap membuat masalah," ucapnya.

4 dari 6 halaman

Pengakuan Masitoh Ainun, istri Dani

Dani dan Keluarganya © Diadona

Sementara itu Masitoh Ainun, istri Dani Rahmat akhirnya mengakui kebohongannya dan sang suami selama ini. Masitoh Ainun mengakui, dia tak mudik dari Gombong ke Cangkuang. Tapi Masitoh Ainun dan suami dengan membawa kedua anaknya sengaja melakukan perjalanan untuk menghidupi keluarga.

Semua berawal dari tempat bekerjanya Dani Rahmat yang gulung tikar.

" Mesin jahit diambi bos, jadi bingung kerjaan enggak ada. Yang ngajak hidup di jalan, saya. Kami turun ke jalan yang penting ada buat makan. Ada yang ngasih kami terima, enggak ada yang ngasih, kami jalan," ujar Masitoh.

5 dari 6 halaman

Dani dan Keluarganya © Diadona

Menurut Masitoh Ainun, sekitar seminggu lalu, mereka kembali melakukan perjalanan. ia juga menuturkan rute perjalanannya berbeda saat berangkat dan pulang.

" Jadi muter, pergi dari utara, pulang lintas selatan," katanya.

" Setahun sebenarnya kami sudah keliling Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Cuma tidak hanya sambil diam, tapi sambil cari kerja. Tapi itu memang yang namannya cari kerja susah," katanya.

6 dari 6 halaman

Dani dan Keluarganya © Diadona

Masitoh Ainun memaparkan, selama satu tahun keliling, dia mengibaratkan jalan-jalan gratis, kalau tak ada tumpangan, jalan kaki.

" Kalau tidur ada pom bensin, ya pom bensin, ada di masjid. Kan di Jawa masjid tak dikunci," tuturnya.

Masitoh Ainun mengatakan, dia masih warga Lubuk Pakam, Medan, Sumatera Utara. Namun kartu identitasnya hilang karena tasnya dicuri orang saat berada di Cimahi, begitu juga dengan kartu identitas suaminya.

" Semua tas saya diambil orang di Cimahi, dipikir mereka apa ya, padahal cuma baju saya, suami, dan anak serta surat-surat itu, KTP dan lainnya," tuturnya.

Jadi sudah jelas ya, kalau cerita mengenai mudik dari Gombong ke Bandung ini adalah rekayasa dari Dani dan istrnya sendiri. Iba boleh, tapi tetap hati-hati dengan orang yang tak dikenal ya!

Beri Komentar