Kisah Mak Romlah, Jalan Puluhan Kilo Jualan Gorengan Demi Hidupi Anak dan Cucu

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Rabu, 5 Agustus 2020 19:27
Kisah Mak Romlah, Jalan Puluhan Kilo Jualan Gorengan Demi Hidupi Anak dan Cucu
Di usia senjanya, Mak Romlah tetap semangat untuk orang-orang tersayang.

Untuk beberapa orang, hidup tak seindah seperti yang dibayangan. Bekerja keras banting tulang demi orang-orang tersayang, tak kenal lelah. Seperti Mak Romlah. Melansir dari Kompas.com, perjuangannya mencari nafkah begitu menyentuh hati.

1 dari 5 halaman

Mak Romlah hanyalah seorang penjual gorengan. Meski demikian, ia harus berjalan kaki puluhan gitu di tengah hari yang terik untuk menghasilkan uang. Ia berjualan di Semarang, sedangkan asalnya dari Desa Rambeanak, Kabupaten Magelang.

Ia mempunyai seorang anak laki-laki dan cucu. Anak laki-lakinya hanyalah seorang tukang cilok, dan istrinya hanya berjualan pecel. Mau tak mau, Mak Romlah, yang usianya sudah menginjak 55 tahun, harus mencari nafkah untuk membantu kehidupan orang-oran tersayangnya.

2 dari 5 halaman

Berjalan puluhan kilometer, Mak Romlah tak seberapa mendapatkan hasilnya.

" Jual gorengan untungnya enggak banyak. Kalau lagi sepi pernah dapat untung cuma Rp 15.000 untuk makan masih kurang. Kalau lagi rame bisa dapat Rp 40.000 dikumpulin buat makan sehari-hari dan buat hidup anak dan dua cucu saya di Magelang. Juga buat bayar rumah kontrakan di Semarang," ungkapnya.

3 dari 5 halaman

Punya Masa Lalu Pedih

Tak hanya itu. Mak Romlah juga mempunyai masa lalu yang pedih. Setelah adanya peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada 2010, orangtunya meninggal dunia.

Ketika masih remaja, Mak Romlah juga tengah hamil. Tapi, suaminya malah meninggalkan dirinya. Ia pun pernah bekerja di Jakarta sebagai pembantu rumah tangga, dan bekerja apa aja di berbagai kota. Ia bekerja tak hanya untuk dirinya sendiri dan anaknyam tapi juga untuk orangtua.

" Saat itu masih hamil ditinggal suami pergi. Kerja di Jakarta jadi pembantu rumah tangga, pernah jaga toko, jaga orang tua sakit. Waktu melahirkan pulang ke kampung. Lalu mulai kerja lagi. Saya kerja apa saja mau karena orang enggak punya. Pernah kerja di Serang, Banten, Malang, Kalimantan dan sekarang di Semarang. Waktu itu uangnya dikumpulin buat bantu orangtua karena hidupnya juga kekurangan," ungkapnya.

4 dari 5 halaman

Bahkan, Mak Romlah sempat sedih saat mendengar suaminya yang sudah menikah lagi dengan wanita lain meninggal karena tenggelam saat bekerja di perpakalan.

" Setelah berpisah suami sempat menikah lagi. Dia bekerja di sebuah kapal sebagai kuli angkut barang, tapi meninggal dunia karena tenggelam," ceritanya sambil menahan haru.

Kini, di usianya yang senja, ia tetap berjuang dan tak mengeluh meski hidupnya terbilang susah, meskipun hanya dengan berjualan gorengan.

" Meskipun jualan gini (gorengan) yang penting enggak punya utang. Pernah ditawarin jualan warungan tapi saya engga punya biaya. Wes jualan gini saja sudah cukup yang penting sehat terus enggak mikir utang. Bisa lihat kedua cucu saya senang, saya juga ikut senang," ucapnya.

Beri Komentar