Kisah Pilu Ibu Hamil di Desa Terpencil, Harus Ditandu Sejauh 16 Kilometer ke Rumah Sakit

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 24 Juni 2020 10:26
Kisah Pilu Ibu Hamil di Desa Terpencil, Harus Ditandu Sejauh 16 Kilometer ke Rumah Sakit
Nggak bisa bayangin :( pasti susah banget

 

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki kondisi fasilitas dan infrastruktur yang sama. Berbeda dengan di tengah kota, daerah-daerah di pedalaman dan terpencil biasanya masih sangat minim sarana prasarana yang dapat mendukung aktivitas warganya.

Seperti yang ada di Desa Sendapang, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat. Di desa ini, fasilitas infrastruktur seperti jalan, masih sangat kurang.

Bahkan fasilitas kesehatan di sana pun juga masih minim. Sehingga warga sering kesulitan untuk mendapatkan akses dalam kesehariannya. Akibat kurangnya akses ini, kisah pilu dialami oleh seorang ibu hamildi Desa Sendapang, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat.

1 dari 2 halaman

Ditandu Warga Sejauh 16 Kilometer

Ibu Hamil di Desa Terpencil, Harus Ditandu Sejauh 16 KM © Diadona

Sejumlah warga akhirnya terpaksa harus menandu seorang ibu yang sedang hamil tua sejauh 16 kilometer untuk sampai ke pusat kecamatan guna mendapatkan pertolongan tenaga medis.

Asril, salah seorang kerabat ibu hamil itu mengatakan, mereka terpaksa menandu keluarganya karena akses jalan dari desanya rusak parah, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, maupun roda dua.

Mereka harus melewati jalan setapak yang licin dan berlumpur. Bahkan, di beberapa titik terdapat kubangan lumpur sedalam lutut orang dewasa.

" Ibu yang ditandu sudah hamil tua. Kami berangkat Sabtu pagi dari Sendapang menuju Karama dengan berjalan kaki sejauh 16 kilometer. Dari Karama, dilanjutkan dengan naik perahu menuju Kalumpang yang merupakan ibu kota kecamatan," katanya, Senin (22/6), dilansir dari Liputan6.com.

2 dari 2 halaman

Sudah Sering Dilakukan oleh Warga Desa

Asril melanjutkan, saat tiba di pusat kecamatan, ibu hamil tersebut kemudian dirujuk ke RSUD Mamuju untuk menjalani operasi sesar. Ia mengakui, hal ini sudah sering mereka lakukan, jika ada warga yang sakit dan harus mendapatkan pertolongan di puskesmas ataupun rumah sakit.

" Kalau jalan kering kendaraan masih bisa lewat, tapi jika musim hujan tidak ada kendaraan yang bisa lewat karena lumpurnya dalam. Kita harus ekstra hati-hati melewatinya," ujar Asril.

Asril berharap pemerintah memberikan perhatian khusus dengan akses jalan di desanya. Semoga Pemerintah Daerah setempat bisa membantu perbaikan di desa tersebut ya!

Beri Komentar