Memilukan, 3 Keluarga Ini Meninggal Dunia Akibat Virus Corona

Reporter : Devi Puspitasari
Kamis, 18 Juni 2020 23:02
Memilukan, 3 Keluarga Ini Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
Sungguh memilukan, ya.

Pandemi corona nyatanya sampai sekarang masih juga belum usai. Bahkan, jumlah pasien positif terus meningkat. Di tengah pandemi ini, tentu membawa banyak kisah pilu yang harus dialami banyak orang.

Seperti kisah tiga keluarga ini yang meninggal dunia akibat virus COVID-19. Ketiganya merupakan warga Kabupaten Sampang dan Bangkalan, Madura. Berikut kisah selengkapnya.

1 dari 7 halaman

Keluarga Dokter Deny

virus corona © Diadona

Melansir dari liputan6.com (18/6/2020), dua dokter di Indonesia telah gugur kembali akibat corona yakni dr. H. Dibyo Hardianto dan dr. Deny Dwi Fitrianto. Keduanya meninggal pada pertengahan Juni 2020.

Dokter H. Dibyo Hardianto meninggal pada Senin, 15 Juni 2020, berselang satu hari dengan dr. Deny Dwi Fitrianto yang meninggal pada Minggu, 14 Juni 2020.

Meninggalnya kedua dokter ini sudah dikonfirmasi pada Ketua IDI Jawa Timur, Sutrisno yang menyatakan memang dr. Deny Dwi Fitrianto meninggal akibat corona.

2 dari 7 halaman

Dokter Deny sendiri bertugas di salah satu puskesmas di daerah Sampang, Madura. Sebelumnya, almarhum sudah sempat dirawat di RS Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya.

" Betul, iya positif COVID-19," kata Sutrisno yang dilansir dari Liputan6.

Selain itu, Sutrisno juga membenarkan tentang kabar yang beredar mengenai keluarga Deny yang juga meninggal dunia karena virus ini. Keluarga dr. Deny sendiri memang berprofesi sebagai nakes.

" Iya benar, orang tua, ayah dan ibuu dr. Dony. Berdasarkan informasi, pembantu juga terinfeksi COVID-19. Ayah dr. Deny seorang perawat dan ibunya bidan, (meninggal-red) sebelum dr. Deny," sambungnya.

3 dari 7 halaman

Sutrisno juga menjelaskan bahwa mungkin transmisi penularan bisa berasal dari dr. Deny sendiri yang memang saat itu mefrawat orang tuanya dan juga bisa jadi karena faktor usia.

Ia menambahkan bila dr. Deny tak memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid. Usia dr. Deny sendiri bisa dikatakan masih muda yakni sekitar 35 tahun. Istri dan anak dr. Deny pun sekarang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur.

" Betul dirawat di Surabaya, sebelumnya dirawat di Sampang sekarang pindah ke Suarabaya. Kondisinya membaik istri dan anaknya," ungkap Sutrisno.

Sedikit berbeda, untuk dr. Dibyo, hasil swabnya masih belum keluar. Namun, ia mengalami gejala klinis yang menunjukkan terinfeksi corona.

4 dari 7 halaman

Keluarga Tenaga Medis di Kedungdung

Ilustrasi Virus Corona © Diadona

Selain keluarga dr. Deny, ada juga satu keluarga tenaga medis lainnya yang meninggal akibat COVID-19. Keluarga ini berasal dari Kecamatan Kedungdung, Sampang.

Menurut penuturan Juwardi, Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Sampang, virus corona ini pertama kali menjangkit W yang bekerja sebagai seorang perawat di Puskesmas Kedungdung dan baru saja memasuki masa pensiun.

Setelah W, kemudian sang isri, anak, menantu dan cucunya yang berusia 3 tahunan juga dinyatakan positif corona. Keluarga W sendiri memang semuanya bekerja sebagai tenaga medis termasuk menantunya.

5 dari 7 halaman

Pasien W sebelumnya menjalani perawatan isolasi d RSUD Sampang dan meninggal pada 5 Juni lalu. Kemudia, sang istri menyusul sehari setelahnya. Juwardi mengatakan keduanya sama-sama berstatus sebagai PDP.

Minggu 14 Juni 2020 lalu, giliran sang anak menantu dokter D yang meninggal hanya sehari berselang saat dirinya dinyatakan positif corona berdasarkan hasil tes swab.

Juwardi mengatakan kini hanya tinggal istrinya yang sedang diisoliasi di Surabaya yang juga dinyatakan positif corona. Untuk anaknya, Juwardi mengaku belum mengetahui kondisinya.

6 dari 7 halaman

Keluarga di Bangkalan

Ilustrasi Pasien Positif Virus Corona © Diadona

Mirisnya, kasus yang sama juga terjadi di Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Kelurahan Pejagan yang juga satu keluarga meninggal akibat corona.

Kasus di Kelurahan Pejagan ini berawal dari seorang warga Kelurahan Pangeranan yang berinisial SR. Awal Mei lalu, wanita bersia 53 tahun ini menderita deman yang disertai sesak napas dan batuk.

Selama sakit, ia dirawat oleh tantenya M, yang merupakan warga Pejagan, tutur juru bicara Gugus Tugas Covid 19 Bangkalan Agus Zein.

Tak kunjung sembuh, akhirnya SR memeriksakan diri ke RS PHC Surabaya dan dinyatakan positif corona. Kemudian, ia diisolasi di rumah sakit itu.

7 dari 7 halaman

Dinyatakan positif, lantas Gugus Tugas Covid 19 Bangkalan melacak riwayat kontak di Kelurahan Pejagan. Dari sanalah 5 orang dinyatakan reaktif COVID-19 yakni tantenya M, kedua adik RS yang berinisial DP dan MH, dan suami DP.

Suami SR sendiri dinyatakan positif dan sekarang masih menjalani isolasi di Balai Diklat. " Ada delapan keluarga yang lain, mereka saat ini isolasi mandiri di rumah sambil menunggu hasil swab," kata Agus.

Sayangnya, dari kelima orang PDP tersebut, tiga diantaranya meninggal dunia. Diawali dengan M yang meninggal pada 5 Juni, kemudian DP pada 16 Juni, terkahir MH meninggal pada 17 Juni 2020. Ketiganya saat itu sedang menjalani perawatan di RS PHC.

Memilukan banget ya tiga keluarga korban COVID-19 tersebut. Semoga saja diberi ketabahan ya bagi keluarga yang ditinggalkan dan pandemi ini lekas berlalu juga.

Beri Komentar