Rongsokannya Sering Tak Laku, Ibu Pemulung dan Anaknya Hanya Bisa Makan Daun Singkong dan Garam

Reporter : Anif Fathul Amin
Senin, 2 Agustus 2021 17:03
Rongsokannya Sering Tak Laku, Ibu Pemulung dan Anaknya Hanya Bisa Makan Daun Singkong dan Garam
"Jangankan untuk tunggakan sekolah, beli beras saja saya tak mampu. Namun saya tak ingin Putri putus sekolah," ucapnya.

Di tengah kehidupan modern yang sudah semakin canggih, banyak orang sudah merasakan kenikmatan hidup. Ada yang bisa punya rumah mewah, makan enak, hingga bisa bepergian dengan kendaraan bagus. Namun, tak semua orang bisa merasakan hal ini. Sebagian dari kita, masih ada yang harus bersusah payah mencari nafkah hanya untuk bisa makan sehari-hari.

1 dari 6 halaman

Kisah Ibu Warniasih © Diadona

Keterpurukan Warniasih (49) kian menjadi-jadi usai pandemi Covid-19 menyelimuti Tanah Air. Menggantungkan hidup dari hasil memulung barang bekas tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Padahal, warga Tegal, Jawa Tengah ini masih harus menghidupi putrinya seorang diri. Alhasil, rasa lapar terus menghantuinya setiap hari.

Hanya singkong dan garam menjadi penolong di kala lapar datang menghampiri.

2 dari 6 halaman

Jadi Pemulung dengan Penghasilan Rp20 Ribu

Kisah Ibu Warniasih © Diadona

Melansir dari laman donasi online, Warniasih merupakan sosok wanita tangguh yang tak mau berpangku tangan seorang diri. Tak memiliki sanak saudara yang membantu, ia terus memperjuangkan hidup bagi dirinya dan anak semata wayangnya yang masih duduk di bangku SMP.

Warniasih hanya mampu mengandalkan tenaganya untuk memungut barang bekas dan dijual kembali. Setelah berkeliling, ia pun hanya mengantongi Rp20 ribu.

Ujian hidup terus datang silih berganti. Pandemi Covid-19 membuat Warniasih harus berlapang dada. Banyak jalanan yang tutup dan berdiam diri di rumah membuat barang bekasnya tak laku banyak.

 

3 dari 6 halaman

Iba Melihat Anak Turut Kelaparan

Alhasil, pendapatannya terus menurun. Ia kian tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya dan Putri. Berterus terang, Warniasih tak tega melihat putrinya harus ikut merasakan lapar setiap hari.

" Saya ingin bisa beli beras dan makanan lain untuk Putri, kasihan dia harus ikut kelaparan karena saya tak punya uang," tuturnya.

 

 

4 dari 6 halaman

Kisah Ibu Warniasih © Diadona

Jauh di dalam lubuk hati Warniasih, ia tak ingin sang buah hati sampai putus sekolah. Namun, kenyataan seolah tak memuluskan harapannya. Ia tak mampu membayar biaya pendidikan bagi buah hatinya.

" Jangankan untuk tunggakan sekolah, beli beras saja saya tak mampu. Namun saya tak ingin Putri putus sekolah," ucapnya.

5 dari 6 halaman

Terpaksa Makan Seadanya

Kisah Ibu Warniasih © Diadona

Hidup bersama sang buah hati membuatnya harus terus memutar otak.

Tak punya penghasilan, Warniasih hanya bisa mengandalkan lingkungan sekitar. Ia bertumpu pada daun singkong dan garam untuk menjadi santapan sehari-hari.

" Kami terpaksa hanya makan daun singkong dan garam supaya bisa terus menyambung hidup," ujarnya.

Beri Komentar