Warkop DKI Tak Berikan Izin Pada Warkopi dengan Imej 3 Pelawak Legendaris

Peringatkan soal perizinan, Indro Warkop DKI secara tegas telah menolak perizinan tersebut. Dengan demikian, Warkopi tak perlu lagi mepertanyakan soal izin konten dan menirukan gaya komedinya. “ Secara tegas lembaga Warkop DKI tidak mengizinkan. Tidak ada lagi mungkin pembicaraan mengenai HAKI ini, jadi sudah tertutup,” jelas Indro Warkop DKI seperti dikutip dari Detik.com.

Dalam kesempatan tersebut, Indro menjelaskan jika Wakrop DKI sudah memuliki HAKI atas karakter ketiga lawak legendaris tersebut, yakni Dono, Kasino, dan Indro.

Diketahui, lembaga Warkop DKI telah berusaha dan berjuang untuk memperjuangkan hak-haknya. Kini, lembaga Warkop DKI yang beriskan anak-anak dari Dono, Kasino, dan Indro yang turut memperjuangkan hak mereka. Anak-anak Dono, Kasino, dan Indro menolak akan kehadiran Warkopi yang mirip dengan Warkop DKI.

Lebih lanjut lagi, Warkop DKI sudah memiliki kontrak penuh dengan PT Falcon Pictures, “ karena satu, lembaga Wakrop sudah mempunyai perjanjian eksklusif dengan PT Falcon,” tegas Indro dalam jumpa pers.

© Diadona

Banyakanya isu miring mengenai perizinan tersebut, Indro juga memberikan tanggapannya yang disebut marah sampai menutup jalannya rezeki orang, “ Jadi nggak ada istilah Indro Warkop marah atau nutup rezeki, haha.”

Soal penolakan itu, Indro Warkop bahkan turut memberikan solusi untuk Warkopi agar tetap dapat berjuang di dunia hiburan dengan menjadi dirinya sendiri. " Ya brandnya jauhi seolah-olah Dono, Kasino, dan Indro. Jadi diri sendiri. Nggak ada yang meniru," lanjutnya.

Warkopi yang terdiri dari Alfin, Sepriadi, dan Alfred sebelumnya juga telah meminta agar tak lagi menggunakan nama Warkopi. " Pertama mungkin buat Warkopi, anak-anakku, dan yang mengatur juga, jauhi nama Warkop DKI," tegas Indro Warkop.

Indro Warkop juga menjelaskan, dalam sejarah dunia hiburan belum ada artis yang terkenal dengan karyanya yang mirip orang lain. Indro berharap ketiga laki-laki yang tergabung dalam Warkopi ini dapat segera menemukan jati dirinya sendiri.

" Bukan masalah plagiat, tapi menirunya. Dalam sejarah belum ada peniru yang sukses juga. Akhirnya mereka sukses dengan dirinya sendiri," tutup Indro.