7 Mitos Tentang Bayi yang Gak Perlu Kamu Percaya

Reporter : Audila Rima Ndani
Selasa, 30 Juni 2020 07:37
7 Mitos Tentang Bayi yang Gak Perlu Kamu Percaya
Banyak mitos di mana-mana, tapi yang ini jangan dipercaya, Moms!

Punya anak bisa menjadi sebuah pengalaman baru bagi setiap pasangan. Banyak hal yang mungkin nggak terlalu kita pahami tentang bagaimana mengurus dan membesarkan anak dengan baik dan benar. Tapi kita nggak perlu khawatir karena kita punya banyak waktu untuk belajar mengurus anak sambil mengamati pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Sebelum melahirkan, mungkin kita sering mendengar banyak mitos tentang kehamilan. Tapi bukan berarti setelah melahirkan kita nggak akan dihantui oleh mitos-mitos serupa lho. Banyak juga mitos-mitos tentang bayi yang belum terbukti kebenarannya.

Untuk itu, dilansir dari Young Parents, berikut kami rangkum beberapa mitos tentang bayi yang nggak perlu kita percaya.

1 dari 7 halaman

Bayi usia 6 bulan harusnya bisa tidur sepanjang malam

Ilustrasi Bayi Tidur Tengkurap © Diadona

Pola tidur pada setiap bayi sangat bervariasi. Statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar setengah dari bayi yang bisa tidur sepanjang malam pada usia 5 atau 6 bulan. Faktanya, beberapa bayi belum bisa melakukannya hingga usia satu tahun. Santai aja Moms, bayi akan mulai tidur dengan tenang tanpa terputus saat dia sudah siap melakukannya.

2 dari 7 halaman

Bayi akan terlalu bergantung pada ibu jika menggunakan gendongan

Gendongan bayi memang membantu kita untuk lebih bebas melakukan kegiatan sambil membawa si kecil. Bahkan menggendong bayi juga membantu mereka untuk lebih cepat tidur. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, bayi secara alami akan mulai meninggalkan kebiasaan digendong ini. Mereka akan mulai tumbuh dan lebih suka bergerak tanpa batas.

3 dari 7 halaman

Menyelimuti bayi membuat mereka aman

ilustrasi bayi tidur malam © Diadona

Membungkus bayi dengan selimut akan membuat mereka merasa hangat. Tapi rasa aman justru berasal dari bagaimana kita sebagai orang tua bisa membuat mereka tahu bahwa dirinya dicintai, bukan dengan selimutnya. Bantu bayi merasa aman dengan menenangkannya saar marah dan memberikan mereka perhatian.

4 dari 7 halaman

Bayi menyusu hanya saat lapar

Memberikan ASI atau susu pada bati memang penting untuk memuaskan rasa lapar mereka. Ini adalah reaksi naluriah, tapi hal itu juga memberikan rasa nyaman bagi bayi. Itulah mengapa bayi seringkali menghisap susu walaupun dia nggak merasa lapar. Gerakan mengisap bisa membuat mereka merasa lebih tenang.

5 dari 7 halaman

Bayi yang minum ASI secara langsung punya ikatan yang lebih kuat dengan ibu daripada yang minum susu botol

Ilustrasi Ibu Menyusui © Diadona

Nggak ada bukti yang membenarkan mitos ini. Justru yang terpenting adalah cara kita menggendong bayi saat menyusui, cara merawat, dan kata-kata menangkan yang kita ucapkan sebagai seorang ibu. Jenis susu yang dikonsumsi bayi nggak punya efek spesifik pada ikatan antara ibu dan anak.

6 dari 7 halaman

Bayi hanya akan menangis karena lapar

Saat lapar bayi memang akan menangis. Tapi itu bukan satu-satunya penyebab bayi tiba-tiba berteriak dan menangis pada kita. Kenyataannya ada banyak kemungkinan alasan di balik air mata buah hati kita. Bisa aja mereka merasa nggak nyaman, takut, bahkan merasa bosan.

7 dari 7 halaman

Ikatan bayi lebih kuat dengan ibu daripada ayah

Ilustrasi keluarga bahagia © Diadona

Sebagian besar dari hal ini biasanya terjadi karena bayi lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibu daripada ayahnya. Bukan berarti kejadian ini selalu terjadi. Jika ayah bisa mengerjakan tugas yang sama dengan ibu dalam merawat bayi, mereka juga pasti akan memiliki ikatan yang kuat dengan si kecil.

Semoga informasi ini bermanfaat buat kamu ya!

Beri Komentar