Apakah Anak Perlu Konsumsi Suplemen Vitamin dan Mineral?

Reporter : Audila Rima Ndani
Selasa, 23 Februari 2021 07:37
Apakah Anak Perlu Konsumsi Suplemen Vitamin dan Mineral?
Kira-kira perlu nggak sih?

Memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil adalah kewajiban kita sebagai orang tua. Kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kalau sudah ngomongin nutrisi, maka kita tentu akan banyak membahas soal kegiatan konsumsi anak. Pemilihan makanan yang sehat dan bergizi tentu sangat penting untuk dilakukan.

Banyak juga orang tua yang ingin menyempurnakan nutrisi anak dengan memberikan suplemen. Biasanya suplemen vitamin dan mineral cukup populer diberikan pada anak.

Tapi apakah sebenarnya hal itu perlu untuk dilakukan?

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Anak Makan © Diadona

Dilansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ternyata banyak orangtua yang sering meminta vitamin pada dokter anak. Vitamin ini dipercaya bisa menambah nafsu makan, meningkatkan kekebalan tubuh dan membuat anak cepat sembuh dari sakit.

Pada dasarnya memberikan vitamin dan mineral pada anak merupakan sebuha suplementasi. Artinya vitamin dan mineral hanya diberikan pada bayi atau anak yang kekurangan mikronutrien karena nggak terpenuhi dari asupan makanan.

Bisa dikatakan pemberian suplemen harusnya hanya pada anak yang mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Salah satu cara mengetahui bahwa anak kekurangan vitamin dan mineral adalah dengan melakukan pemeriksaan marker biokimia mikronutrien tersebut.

2 dari 4 halaman

Ilustrasi Anak Makan © Diadona

Pemeriksaan itu membutuhkan biaya yang cukup besar dan menyebabkan rasa nggak nyaman karena proses pengambilan darah. Selain itu, biasanya kadar vitamin atau mineral dalam darah nggak selalu berhubungan dengan keluhan pasien.

Oleh karena itu, World Health Organization (WHO) mengeluarkan pedoman tentang suplementasi vitamin dan mineral. Berikut pedomannya:

Vitamin A

WHO menyarankan pemberian suplementasi vitamin A sebesar 100.000 U pada bayi usia 6-11 bulan dan 200.000 U pada anak usia 12-59 bulan tiap 4-6 bulan. Program ini sudah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia setiap bulan Februari dan Agustus.

3 dari 4 halaman

ilustrasi anak makan © Diadona

Vitamin D

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin D sebanyak 400 IU pada bayi ASI eksklusif, bayi yang minum susu formula lebih dari 1 liter sehari, dan anak-anak serta remaja. Namun hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup tengan konsumsi suplemen vitamin D secara rutin untuk anak Indonesia.

Zat Besi

Suplementasi zat besi sebaiknya diberikan rutin setiap hari selama 3 bulan setiap tahunnya pada bayi sejak usia 6 bulan. Zat besi punya peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak, meningkatkan daya tahan tubuh dan konsentrasi.

4 dari 4 halaman

Zink

Suplementasi telah terbukti menurunkan masalah diare dan pneumonia, mendukung pertumbuhan linera, dan menurunkan angka kematian terkait penyakit infeksi. Suplementasi zink diberikan rutin selama minimal 2 bulan setiap 6 bulan sekali, pada bayi usia 6-23 bulan.

Iodium

Menurut pedoman WHO, suplementasi iodium hanya diberikan pada kelompok balita yang rentan kekurangan iodium. Balita yang kekurangan iodium akan memiliki intelligent quotient (IQ) yang lebih rendah 13,5 poin dibandingkan balita yang cukup iodium.

Keputusan pemberian vitamin dan mineral pada anak harus dipertimbangkan dengan dokter. Pastikan bahwa suplemen tersebut memang dibutuhkan oleh anak kita.

Semoga informasi ini bisa membantu ya!

Beri Komentar