Apakah Kita Harus Menuruti Setiap Rengekan dan Tangisan Anak Biar Mereka Berhenti?

Reporter : Audila Rima Ndani
Jumat, 26 Juni 2020 08:37
Apakah Kita Harus Menuruti Setiap Rengekan dan Tangisan Anak Biar Mereka Berhenti?
Turutin aja deh biar diem! Tapi masa mau diturutin terus?

Mengurus anak bisa menjadi pengalaman paling menyenangkan dalam hidup kita. Tapi nggak bisa dipungkiri bahwa hal itu juga bisa menjadi pengalaman paling memusingkan sepanjang hidup kita. Apalagi sebagai ibu, hidup kita nggak hanya seputar mengurus anak saja. Beberapa dari wanita yang telah berkeluarga harus mengurus suami, rumah, bahkan karir.

Di tengah kesibukan itu, mendengar rengekan anak bisa menjadi sebuah mimpi buruk. Rasanya ingin sekali hilang dan meninggalkan suara rengekan anak yang mulai membuat kepala mau pecah. Menghadapi kondisi seperti ini, banyak dari kita yang akhirnya menyerah dan menuruti keinginan anak agar rengekan mereka berhenti.

Tapi sebenarnya hal ini boleh nggak sih dilakukan?

1 dari 5 halaman

Ilustrasi anak menangis © Diadona

Dilansir dari Parents, rengekan dan tangisan merupakan perpaduan paling menjengkelkan yang hampir membuat semua orang tua mulai emosi dan akhirnya menyerah. Anak-anak pra-sekolah ternyata cukup cerdas untuk mengembangkan kemampuan ini. Mereka sangat tahu bahwa memohon dengan merengek memiliki efek yang kuat pada orang tua mereka.

Tapi nggak semua anak merengek karena menginginkan sesuatu lho. Beberapa anak seringkali menjadikan rengekan sebagai satu-satunya cara untuk bisa mengekspresikan rasa lelah, rewel, lapar, nggak nyaman, atau malas. Meskipun keterampilan bahasa anak berusia 3 dan 4 tahun meningkat dengan cepat, tapi mereka masih belum punya kosa kata untuk menggambarkan perasaan mereka. Makanya banyak yang memilih rengekan sebagai jalan pintas untuk mengekspresikan diri.

2 dari 5 halaman

Memang nggak mudah menghadapi kombinasi rengekan dan tangisan anak. Beberapa dari kita mungkin memutuskan untuk berteriak atau langsung menyerah dan memberikan apa yang anak inginkan. Padahal kita harus bisa mengendalikan diri biar anak nggak manja, Moms!

Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi rengekan dan tangisan anak.

3 dari 5 halaman

Membuat aturan

ilustrasi ibu memarahi anak © Diadona

Menjelaskan aturan pada anak bisa menjadi salah satu solusi untuk membuat anak belajar. Kita bisa mengatakan bahwa jika mereka merengek maka kita nggak akan merespon.

Setelah itu, pastikan untuk tetap menjaga ekspresi wajah kita setiap anak mulai merengek. Katakan dengan tenang bahwa kita nggak akan bisa mengerti apa yang mereka inginkan kalau mereka terus menangis dan merengek.

4 dari 5 halaman

Ajarkan anak untuk bertanya dengan baik

Ilustrasi Orang Tua Mengajari Anak © Diadona

Beberapa anak bahkan bisa nggak sadar saat mereka mulai merengek ketika bertanya pada kita. Cara terbaik untuk mengubahnya adalah dengan memberitahu mereka bahwa merengek membuat pertanyaannya menjadi nggak jelas.

Kita bisa merekam suaranya saat merengek dan menunjukkannya pada anak. Dengan begitu mereka akan paham bahwa merengek itu nggak baik.

Setelahnya kita bisa mengajarkan anak untuk bertanya dengan lebih baik. Momen ini juga bisa sekaligus mengembangkan kemampuan bahasa dan menambah kosa kata mereka.

5 dari 5 halaman

Berikan pujian di saat yang tepat

Ilustrasi Ibu dan Anak © Diadona

Banyak dari kita yang melarang anak untuk merengek tapi nggak memberikan dukungan positif di dalamnya. Kita bisa mengucapkan terima kasih setiap anak nggak merengek saat bertanya atau meminta sesuatu.

Anak-anak sangat suka mendapatkan pujian. Jika mereka meminta dengan sopan, kita bisa memberinya ucapan terima kasih yang manis sehingga dia ingin melakukannya lagi dan lagi.

Semoga cara ini bisa membantu kamu ya!

Beri Komentar