© Shutterstock.com
Pandemi COVID-19 masih terus berlangsung di banyak negara. Hingga saat ini Indonesia juga masih melawan wabah virus corona dan menjalani masa pandemi.
Akhirnya kegiatan sekolah masih terus dilakukan secara online. Meski kabarnya sekolah akan segera dibuka kembali, namun banyak orang tua yang masih khawatir dengan penularan virus corona dan memutuskan untuk tetap melanjutkan sekolah online.
Layaknya sebuah perubahan pada umumnya, sekolah jarak jauh juga memberikan dampak yang begitu besar bagi anak. Bahkan hal ini bisa mempengaruhi kesehatan mental hingga prestasi anak di sekolah.
© Diadona
Dilansir dari Verywellfamily.com, tingkat kondisi kesehatan mental pada anak-anak, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan, meningkat tajam saat anak-anak harus putus sekolah di masa pandemi. Banyak dari mereka yang punya masalah kesehatan mental sebelumnya justru mengalami gejala yang semakin buruk.
Gregory Garcia, seorang guru studi sosial sekolah menengah dan perancang kurikulum di Portland, Oregon, mengungkapkan bahwa dari perspektif psikologis, ada banyak fitur komunikasi dasar manusia seperti infleksi suara, bahasa tubuh, ekspresi wajah, yang secara paksa dihapus dari lanskap Zoom Meetings atau sesi Google Meet. Hal ini nggak jarang membuat kelas menjadi terasa kosong.
Kehilangan koneksi dengan teman sebaya dan berkurangnya interaksi sosial juga memberi pukulan keras pada anak. Akhirnya anak-anak berbondong-bondong mengakses media sosial dan game untuk menemukan komunitas, harapan, dan interaksi sosial, meski hal itu seringkali tetap meninggalkan perasaan sendirian.
© Diadona
Anak-anak yang memiliki semangat belajar dan mendapatkan guru yang luar biasa bahkan masih menghadapi masalah teknis, praktis, dan sosial yang sering menghambat kegiatan pembelajaran. Sekolah jarak jauh juga bisa menyulitkan anak untuk mendapatkan bantuan guru yang sangat mereka butuhkan.
Keterlibatan anak di kelas juga semakin menurun. Bahkan banyak anak yang memilih mematikan kamera mereka saat sedang sekolah online.
© Diadona
Selama sekolah jarah jauh, setiap anak sedang berjuang baik secara akademis, emosional, atau fisik. Anak dan keluarga nggak sendirian menghadapi ini dan nggak bisa disalahkan.
Kemunduran yang terjadi selama sekolah online nggak membuat anak nggak bisa membalikkan keadaan. Meski mereka hanya berhasil melakukan hal kecil, kita sebagai orang tua patut meluagkan waktu untuk memberi apresiasi padanya.
Penelitian menunjukka bahwa fokus pada kekuatan, minat, dan semangat anak-anak dapat membantu mereka berkembang. Pikirkan tentang hal baik yang telah dilakukan anak selama menjalani sekolah online.
© Diadona
Jika kita khawatir anak tertinggal di sekolah, fokuslah pada kegiatan membaca. Penelitian menunjukkan bahwa membaca memberikan manfaat pendidikan yang besar dan memprediksi kesuksesan akademis di kemudian hari.
Bicarakan dengan guru jika anak membutuhkan bantuan ekstra dalam pelajaran. Hal ini tentu bisa membantu anak kembali ke jalur belajar yang semestinya.
Jika anak mengalami masalah kesehatan mental selama pandemi, jangan ragu untuk meminta bantuan dokter atau psikolog anak. Lebih baik segera berkonsultasi agar anak terhindar dari kondisi yang semakin buruk.
Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Potretnya saat Pakai Hijab Bikin Makin Adem, Ini Deretan Foto Rebecca Klopper Berangkat Umrah
Foto Lebaran Ayu Ting Ting yang Kembaran Baju dengan Tunangannya, Fans Dibuat Ikut Senang
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan
Tak Dimaafkan Nikita Mirzani, Lolly Diduga Kehabisan Uang sampai Jual Baju Bekas
Tak Hanya Instagram, Kini Semua Konten di Channel YouTube Sandra Dewi Juga Menghilang