Ketahui Penyebab Rasa Sakit Saat Melakukan Seks Setelah Melahirkan

Reporter : Audila Rima Ndani
Sabtu, 8 Agustus 2020 07:37
Ketahui Penyebab Rasa Sakit Saat Melakukan Seks Setelah Melahirkan
Ketahui penyebabnya, Moms!

Setelah melahirkan bukan berarti perjuangan seorang ibu berakhir begitu saja. Kita harus mulai membiasakan diri dengan perubahan pada tubuh sambil belajar mengasuh anak dengan baik.

Sementara itu, melakukan hubungan seksual juga merupakan sebuah kebutuhan bagi pasangan yang sudah menikah. Mungkin banyak pasangan yang akhir-akhirnya bertanya-tanya kapan waktu yang aman untuk melakukan hubungan intim lagi setelah melahirkan.

1 dari 3 halaman

Mengalami Perubahan Hormon, Gini Lho Tips Berhubungan Seksual Bagi Wanita Menopause © Diadona

Dilansir dari Young Parents, dr. Christopher Ng, dokter kandungan dan ginekolog dari GynaeMD Women's & Rejuvenation Clinic, mengungkapkan bahwa setidaknya pasangan harus menunggu sekitar enam minggu setelah melahirkan. Hal itu dilakukan untuk menunggu agar luka episiotomi yang didapatkan setelah melahirkan bisa sembuh terlebih dahulu.

Meski begitu, dr. Christopher mengatakan bawha hubungan seksual bisa dilakukan lebih awal jika ibu sudah merasa siap. Episiotomi merupakan luka yang ada di bagian vagina saat melakukan persalinan.

2 dari 3 halaman

ilustrasi seks © Diadona

Selama penetrasi, luka itu bisa pecah dan berdarah. Makanya sangat mungkin bagi kita untuk merasakan sakit saat berhubungan seks setelah melahirkan.

Untuk mengatasinya, kita bisa memijat area tersebut dengan krim yang mengandung vitamin E atau minyak almond. Selain itu, kelembutan dan kesabaran saat berhubungan juga bisa membantu mengurangi rasa sakit.

3 dari 3 halaman

Melakukan hubungan seksual sebenarnya bahkan bisa terasa menyakitkan meski kita belum punya anak. Rasa sakit itu bisa diatasi jika kita dan pasangan bisa melakukannya dengan lebih rileks.

Namun jika kita masih merasakan sakit saat melakukan hubungan seksual pada tiga sampai enam bulan setelah melahirkan, sebaiknya kita segera menemui dokter. Bisa saja kondisi ini membutuhkan penanganan yang lebih serius oleh pihak medis.

Semoga informasi ini bisa membantu ya!

Beri Komentar