Punya Tubuh Tinggi Bikin Anak Disangka Tua, Ini Cara Bantu Mereka Percaya Diri!

Reporter : Audila Rima Ndani
Jumat, 27 November 2020 11:37

Anak mungkin merasa aneh karena tubuh mereka berbeda dengan yang lain, bahkan jadi bahan olokan.

Beberapa anak mungkin terlahir dengan keberuntungan punya tubuh lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Meski hal itu adalah sebuah kelebihan yang harus disyukuri, namun terkadang bagi anak justru hal itu bisa menjadi sesuatu yang nggak mereka inginkan.

Apalagi jika punya tubuh tinggi membuat mereka terlihat berbeda di antara teman-temannya. Bahkan beberapa anak dengan tubuh tinggi nyatanya bisa mendapatkan perlakuan yang berbeda hingga disangka lebih tua di lingkungannya.

Secara nggak langsung hal ini bisa memengaruhi rasa percaya diri anak lho. Apalagi jika dia mulai menjadi sasaran olokan orang-orang di sekitarnya.

Untuk itu, sebagai orang tua kita harus membantu anak mengatasi hal ini. Dilansir dari Parents, berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu anak merasa lebih percaya diri.

1 dari 4 halaman

Evaluasi diri sendiri

Ilustrasi Ibu dan Anak Berpelukan © Diadona

Beberapa orang tua mungkin nggak sadar telah ikut menjadikan anak sebagai bahan olokan tentang tubuhnya yang tinggi. Sebelum mulai membantu anak, sebaiknya kita melakukan evaluasi pada diri sendiri.

Apakah justru kita yang membuat kepercayaan diri anak menjadi hancur? Jika kita sudah melakukan evaluasi, kita bisa memperbaiki perilaku kita dan menurunkan ekspektasi.

2 dari 4 halaman

Menegur perilaku orang lain

ilustrasi ibu dan anak © Diadona

Jika kita melihat langsung orang lain memberikan perlakuan buruk pada anak kita, kita bisa langsung menegur mereka. Nggak perlu dengan emosi, kita bisa mengingatkan orang sekitar dengan cara yang sopan.

Selain itu, kita juga bisa mengingatkan orang lain tentang usia anak yang sebenarnya. Beberapa orang mungkin bertindak karena mereka nggak tahu yang sebenarnya.

3 dari 4 halaman

Bicara pada anak

Ilustrasi Ibu dan Anak © Diadona

Usahakan untuk selalu menjaga komunikasi kita dengan anak agar tetap terbuka. Bicarakan banyak hal dengan anak, termasuk tentang pengalaman dan apa yang kita lihat.

Berikan pertanyaan terbuka untuk membantu anak mulai menceritakan pengalamannya. Jika anak mengalami kesulitan, kuta juga bisa meminta bantuan konselor atau terapis.

4 dari 4 halaman