Kerap Dipatroli, Pemiliki Kedai Kopi Segel Kafe Sendiri Berharap Pegawainya Tak Jadi Kriminal

Reporter : Kurnia
Sabtu, 17 Juli 2021 11:15
Kerap Dipatroli, Pemiliki Kedai Kopi Segel Kafe Sendiri Berharap Pegawainya Tak Jadi Kriminal
Kisah seorang pemilik kedai kopi yang menyegel kedainya akibat setiap hari dipatroli aparat…

Selama masa pandemi Covid-19, tak sedikit kisah pilu dan lara meramaikan jagad maya, terlebih memasuki masa PPKM Jawa-Bali darurat yang ditetapkan oleh pemerintah.

Datang dari sebuah kedai kopi di Jakarta Barat, sekitar Rawa Belong yang bagikan kisah pilu dengan menyegel kedai kopinya sendiri.

Bukan tanpa alasan, pemilik kedai kopi ini memilih untuk menyegel kafenya sendiri karena kerap dipatroli oleh aparat yang bertugas.

1 dari 5 halaman

Segel Kedai Kopinya Sendiri

Kedai kopi bernama Limitless Coffee itu terlihat membagiakan sebuah unggahan di akun Instagram resmi @limitlescoffee pada Minggu, 11 Juli 2021. Potret itu mengabadikan dua orang berada di depan kedai kopi ini yang telah tertutup rapat.

Berdiri di depan logo Limitless Coffee disertai keterangan yang berisi kekecewaan pemilik kedai kopi ini.

" Kami bukan kriminal !!! Kami hanya menjual kopi tapi karena peraturan yang selalu menyudutkan kami bahkan dipatroli setiap hari dan akhirnya tempat ini kami segel sendiri," bunyi isi pesan di spanduk itu untuk aparat yang bertugas.

" Semoga karyawan kami tidak menjadi kriminal setelah dirumahkan," keterangan tambahan dari pemilik kedai kopi sebagai akhir kekecewaannya.

2 dari 5 halaman

Kisah Kedai Kopi dan Pemiliknya

Ilustrasi Kopi © Diadona

David Basuki, pemilik kedai Limitless Coffee bercerita jika usahanya pertama kali buka pada November 2020. Di tengah pandemi, David membagikan cerita menyedihkan yang tak gampang dan begitu saja bisa ia lewati.

" Sekitar sebulan lalu pertama kali disegel sama Satpol PP karena melebihi jam buka. Saat itu masih buka jam 9 malam dan kena sidak. Akhirnya tutup satu hari," kata David sebagaimana dilansir dari Liputan6.com pada Sabtu, 17 Juli 2021.

Setelah sempat disegel, David menceritakan jika kedainya berangsur membaik dengan membukanya kembali.

Tak sampai di situ, kedai kopi kembali disegel oleh aparat setelah dua minggu sejak ia membuka kembali kedainya.

" Kita didatangi tiga pilar dengan gabungan yang kita lihat tempat kita doang yang kena. Ternyata Satpol PP datang berdasarkan laporan dari warga sekitar karena tempat kami masih buka," tambahnya.

3 dari 5 halaman

Omset Anjlok di Masa PPKM Darurat

Kisah kedai kopi ini belum usai. PPKM darurat memasuki masa sulit dengan tetap membuka kedai. Meskipun buka, kedai kopi di Jakarta Barat ini hanya membuka layanan take away dan melayani pesanan melalui ojek online.

Hasilnya, omset kedai kopi Limitless pun menurun signifikan selama pemberlakukan masa PPKM darurat.

" Pernah buka satu hari ada pesanan online hanya dapat kalau enggak salah Rp84 ribu sekitar tiga sampai empat orderan," ungkap David.

4 dari 5 halaman

Keputusan Menyegel Kedai

Sebelum menyegel kedai miliknya sendiri, David dan tim sempat memikirkan banyak kemungkinan dan dilanda kegusaran.

" Kita sudah capek dan bingung mau ngapain, akhirnya mutusin penyegelan tempat kita sendiri itu sekitar lima hari lalu,"   saat memutuskan menyegel kedai.

Secara otomatis, empat karyawan kedai kopinya itu juga harus diberhentikan. Meskipun David juga harus memikirkan dua orang karyawannya telah berkeluarga dan memiliki tiga anak yang harus dipenuhi kebutuhannya.

Terpaksa, keputusan segel diambil untuk menekan pengeluaran mulai dari gaji, uang makan, membeli bahan-bahan, hingga biaya sewa.

" Kita mikir ketika jual sesuatu ada bahan yang kita keluarkan untuk satu menu, entah itu kopi dan susu. Tempat kita itu nyewa bukan punya sendiri dan habis (masa sewa) November ini," tutur David.

5 dari 5 halaman

Berbagi Sebelum Menutup Kedai

Ilustrasi ojek online © Diadona

Sebelum menyegel dan memilih untuk menutup sementara kedai kopinya, David menghabiskan bahan-bahan yang masih tersedia dengan membagikan kopi dan makanan untuk ojek online.

" Bahan-bahan terakhir kita bagikan saja ke Gojek, bentuknya kopi sama makanan karena bahan kopi, susu, dan gula kalau enggak dihabiskan secepatnya akan basi atau disemutin," tutupnya.

Beri Komentar