Puspita Ayu Permatasari, Mahasiswi Indonesia di Swiss Pembuat Aplikasi Batik Interaktif

Reporter : Arif Mashudi
Sabtu, 17 Oktober 2020 09:33
Puspita Ayu Permatasari, Mahasiswi Indonesia di Swiss Pembuat Aplikasi Batik Interaktif
Gini dong, kasih bukti nyata cinta kepada Indonesia. Hehehe.

Salah satu warisan budaya Indonesi yang sudah mendunia adalah batik. Mulai tahun 2009, UNESCO telah menobatkan batik sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia. Batik bukan hanya sekadar objek, tetapi mengandung nilai budaya tinggi di balik motif dan teknik pembuatannya.

Meskipun demikian, masih banyak orang yang tidak tahu akan ragam motif batik yang ada di Indonesia. Dan hal inilah yang membuat salah satu mahasiswi Indonesia di luar negeri membuat sebuah aplikasi interkatif tentang batik Indonesia.

1 dari 5 halaman

Namanya adalah Puspita Ayu Permatasari, seorang mahasiswi asal Indonesia yang sedang menempuh PhD di Swiss. Ia sedang menempuh jenjang pendidikan tersebut di Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk warisan budaya takbenda dan pariwisata di Università della Svizzera italiana, Swiss.

Keinginannya untuk mengenalkan batik ke semua orang ia wujudkan melalui aplikasi interaktif yang ia buat. Pada 17 Agustus 2020 lalu, ia bersama USI UNESCO Chair, Switzerland, merilis aplikasi interaktif bernama iWareBatik.

Melalui aplikasi tersebut Puspita Ayu ingin memetakan warisan budaya batik ini. Secara sadar ia ingin menyertakan peran teknologi dalam meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap warisan budaya.

      View this post on Instagram      

A post shared by iWareBatik (@iwarebatik) on

2 dari 5 halaman

Keinginan tersebut semakin kuat ketika ia menemukan beragam fakta yang mengungkapkan bahwa diplomasi keilmuan untuk mempertahankan warisan budaya memang masih kurang saat ia magang di kantor perwakilan RI untuk UNESCO di Paris.

Proposal penelitiannya itu pun diterima, dosen yang mendampingi ia mewujudkan hal tersebut adalah Direktur Unesco. Atas dampingan dosennya tersebut itu lah ia mendapat pengetahuan dan pengalam yang begitu luas terkait pengembangan fungsi teknologi dalam mendukung warisan budaya takbenda.

      View this post on Instagram      

A post shared by Puspita Ayu Permatasari (@puspita_ayu_permatasari) on

 

3 dari 5 halaman

Proposal penelitiannya itu juga mendapat dukungan penuh pemerintah Indonesia. Ia mendapat beasiswa LPDP pada thaun 2017. Paspita ayu mungkin adalah salah satu wujud dari keseriusan pemerintah dalam melakukan digitalisasi industri pariwisata dan kebudayaan.

Alhasil, beranggotakan 13 orang sukarelawan, Ayu bersama-sama mewujudkan hadirnya aplikasi iWareBatik yang ditargetkan UNESCO mencapai 250 ribu pengguna. Ayu mengungkapkan bahwa nama proyek iWareBatik ditujukan untuk istilah 'I’m aware of batik', juga merujuk pada 'I wear batik', sekaligus berarti juga sebagai software interaktif batik.

      View this post on Instagram      

A post shared by iWareBatik (@iwarebatik) on

4 dari 5 halaman

Aplikasi iWareBatik ini telah memetakan 124 motif batik dari total 34 provinsi yang ada di Indonesia, di mana tiap-tiap motif batik memiliki penjelasan akan makna simboliknya.

Ayu dan timnya juga memproduksi berbagai video interaktif tentang proses pembuatan batik dan juga penjelasan singkat mengenai atraksi wisata di setiap provinsi. Sementara ini, aplikasi iWareBatik memiliki fitur AI yang mampu mendeteksi delapan motif kain batik yang dipotret penggunannya.

Gokil juga Mbak Puspita Ayu ini ya. Kalau ceritanya gini, nggak hanya orang luar negeri yang bisa menikmati aplikasinya, anak-anak muda di Indonesi juga bisa belajar banyak tentang batik melalui aplikasi ini.

Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar