5 Mitos Tentang Rematik yang Masih Dipercaya, Benarkah Hanya Terjadi Pada Lansia?

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 23 Februari 2022 17:03
5 Mitos Tentang Rematik yang Masih Dipercaya, Benarkah Hanya Terjadi Pada Lansia?
Mandi malam juga sering jadi 'kambing hitam' terkena rematik, beneran nggak sih?

Rematik atau istilah medis disebut sebagai artritis merupakan peradangan sendi yang disebabkan oleh sistem imun yang menyerang jaringan tubuh yang sehat. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena dapat menimbulkan berbagai masalah.

Selain itu, meski penyakit autoimun ini umum diderita oleh banyak orang. Akan tetapi, ada banyak mitos tentang rematik yang beredar luas di kalangan masyarakat. Berbagai kesalapahaman tersebut jelas akan menimbulkan kerugian bagi penderitanya.

Nah, biar tak salah kaprah lagi, yuk, simak penjelasan tentang mitos rematik yang paling banyak dipercaya. Ada apa saja, ya?

1 dari 6 halaman

Rematik hanya diderita oleh orang usia lanjut

Ilustrasi Rematik © Diadona

Rematik sering kali dianggap sebagai suatu penyakit yang hanya diderita oleh orang usia lanjut. Padahal, penyakit ini dapat menyerang siapa pun, termasuk anak-anak. Akan tetapi, rematik yang dialami oleh anak dan remaja itu disebut juvenile arthritis.

Mengutip Mayo Clinic, juvenile arthritis adalah kondisi peradangan sendi yang menyerang anak-anak usia 16 tahun ke bawah. Penyebab pasti penyakit ini pun belum dapat diketahui secara pasti namun para peneliti percaya bahwa genetik dan lingkungan menjadi faktor penyebabnya.

2 dari 6 halaman

Rematik diturunkan secara genetik

Ilustrasi Rematik © Diadona

Mitos yang satu ini tak dapat dikatakan sepenuhnya salah. Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua rematik dapat diturunkan secara genetik. Beberapa jenis rematik, seperti artritis reumatoid, psoriatic arthritis serta lupus memang memiliki faktor genetika yang tinggi sebagai pemicunya.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa ada lebih dari 100 jenis rematik dengan penyebab dan gejala yang berbeda-beda. Selain itu, ada banyak hal pula yang memicu seseorang menderita rematik, seperti infeksi bakteri atau virus, berat badan berlebih, merokok dan riwayat cedera. Jadi, faktor keturunan bukan menjadi satu-satunya pemicu utama dari penyakit tersebut.

3 dari 6 halaman

Mandi malam bisa menyebabkan rematik

Ilustrasi wanita mandi malam © Diadona

Mitos seputar mandi malam dapat menyebabkan rematik ini dipercaya oleh begitu banyak orang. Padahal, anggapan tersebut ternyata hanya sekadar mitos belaka, lho. Dilansir Medical News Today, rematik termasuk salah satu penyakit autoimun.

Ini artinya sistem kekebalan tubuh malah menyerang sel tubuhnya sendiri. Dalam kasus rematik, area persendian, khususnya lapisan sendi (sinovium) yang justru diserang oleh sistem imun. Jadi, sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali antara mandi malam dengan penyebab rematik.

Mandi malam hanyalah " kambing hitam" sebagai penyebab rematik. Akan tetapi, bagi orang yang menderita penyakit autoimun ini memang disarankan menggunakan air hangat saat ingin mandi malam. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengurangi nyeri serta membantu membuat tidur lebih nyenyak.

4 dari 6 halaman

Rematik hanya sekadar nyeri sendi saja

Rematik memang sangat identik dengan nyeri serta kekakuan sendi. Walaupun, sebenarnya gejala penyakit ini sangat beragam pada setiap orang. Hal tersebut tergantung kepada tingkat keparahan penyakit serta respon imun itu sendiri.

Akan tetapi, para penderitanya juga dapat mengalami demam, kelelahan, bahkan kehilangan nafsu makan. Masih berdasarkan keterangan dari Mayo Clinic, ada sekitar 40 persen penderita rheumatoid arthritis yang tidak mengalami tanda dan gejala apapun yang berhubungan dengan sendi.

Artinya, penyakit ini juga dapat menyerang organ lainnya, seperti mata, jantung, kulit, paru-paru bahkan sistem saraf. So, rematik tidak hanya menyerang bagian sendi saja namun juga organ tubuh lain.

5 dari 6 halaman

Kebiasaan membunyikan sendi dapat memicu penyakit rematik

Ilustrasi Rematik © Diadona

Belum ada bukti ilmiah yang dapat menunjukkan jika kebiasaan membunyikan sendi dapat memicu rematik. Dilansir WebMD, kebiasaan ini sebenarnya tidak berbahaya apalagi menyebabkan radang sendi atau artritis.

Bunyi yang dihasilkan pun sebenarnya berasal dari pecahnya gelembung udara pada cairan pelumas yang ada di sendi sinovial. Meskipun begitu, bagi penderita rematik atau bursitis, kebiasaan membunyikan sendi akan menimbulkan rasa nyeri yang tak tertahankan.

Beri Komentar