Benarkah Tidak Mengalami Efek Samping Adalah Tanda Vaksin COVID-19 Tak Bekerja?

Reporter : Mila I
Senin, 2 Agustus 2021 18:57
Benarkah Tidak Mengalami Efek Samping Adalah Tanda Vaksin COVID-19 Tak Bekerja?
Daripada bingung, baca dulu ya guys!

Banyak negara terus berupaya melancarkan program vaksinasi COVID-19 untuk warganya, dengan harapan kekebalan kelompok atau herd immunity bisa terbentuk sehingga pandemi bisa segera usai.

Berdasarkan COVID-19 Vaccine Tracker, saat ini sudah ada 21 jenis vaksin COVID-19 yang dipakai negara-negara di dunia. Google melaporkan saat ini, sekitar 14,1 persen atau lebih dari 1 miliar penduduk dunia sudah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19.

Seperti yang diketahui, setelah disuntikkan vaksin umumnya kita merasakan sejumlah efek samping. Tapi ada pula beberapa orang yang tidak merasakannya. Lantas, apakah benar efek samping menjadi ukuran efetivitas atau keampuhan vaksin?

1 dari 4 halaman

Efek Samping Vaksin Covid-19

Mayoritas penerima vaksin melaporkan beberapa efek samping yang muncul beberapa jam setelah vaksinasi COVID-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melampirkan beberapa efek samping umum pasca vaksinasi COVID-19:

  • Nyeri pada lokasi suntikan
  • Lokasi suntikan berubah warna kemerahan dan membengkak
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Panas dingin
  • Demam
  • Mual

2 dari 4 halaman

Tidak Ada Hubungan antara Efek Samping dan Khasiat Vaksin

Melansir Medical News Today, Profesor bidang epidemiologi dari Vanderbilt University Medical Center, Amerika Serikat (AS), William Schaffner, M.D., mengatakan bahwa efek samping tidak memengaruhi kekebalan yang ditawarkan vaksin.

Jadi, ada maupun tidak ada efek samping pun vaksin COVID-19 tetap bekerja dalam tubuh.

3 dari 4 halaman

Kondisi yang Membuat Kekebalan Tidak Terbentuk Pasca Vaksinasi Covid-19

Tapi tahukah kamu, kurang dari 10 persen penerima vaksin mendapatkan perlindungan parsial atau tak terlindungi dari Covid-19. Kenapa?

Vaksin bekerja dengan memicu tubuh membangun kekebalan terhadap patogen yang 'diperkenalkan'. Oleh karena itu, individu dengan gangguan sistem imun atau yang sedang menjalani terapi obat tertentu yang menekan sistem imun kemungkinan besar tidak dapat membangun kekebalan lengkap terhadap Covid-19.

4 dari 4 halaman

Vaksinasi Lebih Baik daripada Tidak Sama Sekali

Melansir Mayo Clinic, Direktur Laboratorium Serologi Penyakit Menular, Elitza S. Theel, Ph.D., mengatakan umumnya, butuh 2 minggu setelah vaksin dosis kedua bagi tubuh untuk membentuk imunitas terhadap COVID-19. Selama 2 minggu tersebut, infeksi virus tetap mungkin terjadi. Oleh karena itu, selain vaksin, penting untuk menjaga prokes sehingga tak terjangkit Covid-19 di waktu-waktu krusial tersebut.

Kalau kalian sendiri sudah vaksin atau belum?

Beri Komentar