Jangan Sering Kunyah Es Batu, Bahaya untuk Kesehatan Gigi!

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Senin, 8 November 2021 13:27
Jangan Sering Kunyah Es Batu, Bahaya untuk Kesehatan Gigi!
Kalian punya kebiasaan seperti in?

Ngemil makanan ringan memang enak banget. Namun ngemil mengunyah es batu? Hmm, apakah kalian salah satunya? Biasanya ketika abis minum teh dingin yang ada es batunya, es batunya pun kemudian dikunyah layaknya makanan di akhir sesi. Namun, apakah aman untuk kesehatan gigi?

 

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Sakit Gigi © Diadona

Namun ternyata, melansir dari Medical News Today via Kompas.com, makan es batu bisa merusak gigi lho! Es batu yang begitu dingin begitu bisa merusak lapisan putih gigi (email) yang padahal berguna banget untuk melindungi gigi.

Lapisan putih gigi atau email ini memang cukup kokoh. Namun sekalinya rusak, tubuh nggak bisa memperbaikinya lagi. Gigi pun jadi sensitif, berlubang, bahkan bisa patah. Warna gigi pun juga bisa jadi pudar.

 

2 dari 4 halaman

Ilustrasi Es Batu © Diadona

Ditambah lagi, kebiasaan mengunyah es batu ini bisa menimbulkan sindrom gigi retak. Gejalanya tak kasat mata. Biasanya ngilu sebentar, lalu hilang. Padahal, keretakan gigi bisa mencapai jaringan halus gigi, sampai safat dan pembuluh darah.

Orang yang suka mengunyah es batu pun kemudian bisa mengiritasi pulpa. Kondisi gigi pun bisa jadi lebih menghawatirkan, yaitu jadi lebih sensitif pada minuman atau makanan yang bersuhu dan terasa ekstrem. Dalam jangka panjang, orang tersebut harus memperbaiki gigi berlubang dan menambal gigi berlubangnya.

 

3 dari 4 halaman

Selain masalah kesehatan gigi, ternyata mengunyah es batu bisa jadi mengindikasikan mempunyai pagophagia, yaitu suka makan makanan tak lazim, yang jelas-jelas tidak ada kandungan gizi. Untuk mengetahui orang yang suka mengunyah es batu mengidap pagophagia atau tidak, harus punya gajala paling tidak 1 bulan non-stop.

Orang yang suka mengunyah es batu dengan pagophagia biasanya akan mencari es terus-terusan untuk dikunyah, entah di freezer atau lainnya, demi memenuhi keinginannya tersebut. Kalau tidak, bisa jadi akan stres. Kalau sudah begini, bisa-bisa berlanjut ke obsessive-compulsive disorder (OCD).

 

Beri Komentar