© Shutterstock.com/Odua Images
Saat mengalami sakit karena infeksi bakteri, kemungkinan dokter akan meresepkan antibiotik. Beberapa orang mungkin mengalami keluhan diare setelah menggunakan antibiotik tersebut. Atau mungkin kamu juga pernah mengalaminya?
Bila iya, mungkin kamu bertanya-tanya kenapa minum antibiotik bisa menyebabkan diare. Ketahui jawabannya dengan membaca ulasan berikut ini, ya.
Antibiotik merupakan jenis obat yang digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dilansir WebMD. Antibiotik diresepkan oleh dokter setelah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati kondisi akibat virus, seperti flu. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah serius seperti resistansi antibiotik.
© Diadona
Berdasarkan peraturan, antibiotik tergolong obat keras. Dilansir Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Antibiotik harus menggunakan resep dokter agar penggunaannya tepat indikasi dan tepat dosis, sehingga pengobatan yang didapatkan sesuai dengan kondisi yang diderita.
Selain itu, antibiotik hanya bisa diperoleh di apotek karena perlunya edukasi oleh apoteker terkait cara penggunaan antibiotik yang tepat. Antibiotik tidak bisa diperoleh di toko obat karena toko obat tidak melayani pembelian obat keras. Aturan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021.
© Diadona
Seperti dijelaskan di laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), penggunaan antibiotik disesuaikan dengan anjuran dari dokter. Antibiotik yang diresepkan oleh dokter harus dihabiskan dalam satu periode pengobatan. Antibiotik harus dihabiskan agar semua bakteri penyebab penyakit dipastikan mati seluruhnya.
Bila antibiotik tidak dihabiskan atau cuma dikonsumsi sebagian, maka bakteri yang masih hidup akan menjadi kebal terhadap antibiotik. Jika bakteri menjadi kebal, maka akan menimbulkan resistansi antibiotik sehingga pengobatan menjadi lebih lama dan sulit.
© Diadona
Semua antibiotik mempunyai risiko menyebabkan diare, seperti dilansir Everyday Health. Namun, ada beberapa jenis antibiotik yang memiliki efek samping diare lebih tinggi dibanding antibiotik jenis lainnya.
Antibiotik tersebut yaitu antibiotik yang berspektrum luas yang dapat membunuh berbagai macam bakteri. Jenis antibiotik tersebut adalah golongan penisilin, cefalosporin, dan klindamisin. Antibiotik diresepkan oleh dokter saat ada infeksi karena bakteri. Cara kerjanya adalah dengan membunuh bakteri penyebab infeksi.
© Diadona
Ada berbagai jenis bakteri yang hidup di dalam usus kita, yaitu bakteri baik maupun bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Ketika menggunakan antibiotik, bakteri baik yang ada di usus bisa ikut mati.
Nah, banyaknya bakteri baik yang mati dapat mengganggu keseimbangan bakteri yang ada di dalam usus. Terganggunya keseimbangan bakteri usus inilah yang menyebabkan munculnya keluhan diare saat menjalani terapi dengan antibiotik, mengutip Healthline.
Pada kasus yang berat, bakteri baik yang mati dapat menyebabkan berkembangnya bakteri seperti Clostridium difficale. Bakteri tersebut akan memproduksi toksin atau racun yang menyebabkan inflamasi pada usus sehingga menyebabkan diare yang parah.
penggunaan antibiotik dapat menyebabkan efek samping diare pada beberapa orang. Penyebabnya karena antibiotik juga dapat membunuh bakteri baik di usus dan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri di sana. Namun, tak perlu khawatir karena diare akan hilang dengan sendirinya setelah pengobatan dengan antibiotik selesai.
10 Foto Tiffany Jolie yang Ramai Disebut Anya Taylor-Joy Versi Indonesia
10 Foto Lawas Putri Anne, Dari Dulu Cantiknya Natural Banget!
7 Rekomendasi Face Wash Pria untuk Kulit Berminyak agar Tampil Cerah dan Bebas Kilau
10 Inspirasi Model Baju Lebaran untuk Tampil Tomboy, Stylish, dan Kece
10 Potret Amanda Manopo Pamer Rambut Panjang Baru, Pesonanya bak Barbie Hidup!