© Shutterstock
Banyak yang mengatakan bahwa hati yang gembira adalah kunci kesehatan jasmani. Ungkapan ini memang benar adanya. Berdasarkan artikel ilmiah yang ditulis oleh Sartorius,N, tahun 2006, yang diterbitkan dalam jurnal Croatian Medical Journal, dikatakan bahwa World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai kondisi fisik, mental, dan sosial yang baik. Menurut WHO, sehat tidak hanya semata-mata terbebas dari penyakit.
Faktanya, beberapa penyakit seringkali dipicu oleh kondisi stress psikologis, salah satunya adalah broken heart syndrome atau sindrom patah hati. Seperti apa sindrom ini? Langsung yuk, simak ulasan penjelasan berikut!
Melansir Mayo Clinic, broken heart syndrome adalah suatu kondisi medis yang seringkali dipicu oleh kondisi stress dan emosi berat. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit serius dan tindakan operasi. Dalam dunia medis, penyakit ini juga disebut stress cardiomyopathy.
Orang dengan kondisi ini seringkali mengalami nyeri dada mendadak dan mengira bahwa dirinya mengalami serangan jantung. Gejala broken heart syndrome bersifat sementara dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Penyebab broken heart syndrome masih belum diketahui secara jelas. Ada dugaan bahwa lonjakan hormon adrenalin ketika seseorang mengalami emosi bisa menyebabkan kondisi ini.
Broken heart syndrome juga disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri besar atau kecil yang terdapat di jantung. Orang dengan broken heart syndrome bisa jadi memiliki struktur otot jantung yang berbeda.
Melansir Hopkins Medicine, gejala broken heart syndrome yang menyerupai serangan jantung adalah nyeri dada, sesak napas, berkeringat, dan pusing. Lalu apa perbedaan keduanya?
Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah jantung. Penyumbatan ini terjadi akibat pembekuan darah yang terbentuk pada pembuluh darah jantung yang menyempit. Penyempitan in terjadi akibat akumulasi lemak di pembuluh darah jantung.
Lain halnya dengan broken heart syndrome, yang terjadi adalah penyempitan pembuluh darah akibat stimulasi hormon adrenalin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan alirah darah jantung terhambat sementara.
Belum ada pengobatan standard untuk broken heart syndrome. Ketika sudah ditetapkan bahwa seseorang mengalami broken heart syndrome, dokter akan meresepkan beberapa obat jantung antara lain golongan Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACE inhibitor), Angiotensin Receptor Blocker, Beta-blocker, dan obat-obatan diuretik.
Pasien broken heart syndrome biasanya bisa sembuh sempurna setelah beberapa minggu. Pemeriksaan ekokardiografi seringkali dilakukan sekitar 4-6 minggu setelah gejala awal untuk memastikan bahwa jantung telah sembuh sempurna.
Nah itu tadi seputar broken heart syndrome atau sindrom patah hati. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Potretnya saat Pakai Hijab Bikin Makin Adem, Ini Deretan Foto Rebecca Klopper Berangkat Umrah
Foto Lebaran Ayu Ting Ting yang Kembaran Baju dengan Tunangannya, Fans Dibuat Ikut Senang
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan
Tak Dimaafkan Nikita Mirzani, Lolly Diduga Kehabisan Uang sampai Jual Baju Bekas
Tak Hanya Instagram, Kini Semua Konten di Channel YouTube Sandra Dewi Juga Menghilang