Produksi Air Liur Lebih Banyak saat Puasa, Ini Penjelasannya!

Reporter : Mila I
Senin, 18 April 2022 11:57
Produksi Air Liur Lebih Banyak saat Puasa, Ini Penjelasannya!
Apakah kamu juga sama?

Air liur atau saliva adalah cairan bening yang diproduksi oleh kelenjar di mulut. Fungsinya untuk menjaga agar mulut tetap lembap, membantu mengunyah dan menelan makanan, mencegah kerusakan gigi, serta melawan kuman.

Tapi, bagaimana kalau air liur keluar terus-menerus selama berpuasa? Pertanda apa ya kira-kira?

1 dari 5 halaman

Komposisi Air Liur

Menurut studi dalam Journal of Prosthetic Dentistry tahun 2001, air liur terdiri dari berbagai elektrolit, termasuk natrium, kalium, magnesium, fosfat, kalsium, dan bikarbonat. Selain itu, ada pula kandungan protein, enzim, imunoglobulin, musin, serta produk nitrogen seperti urea dan amonia.

Rata-rata air liur diproduksi setiap hari sekitar 1–1,5 liter. Kadar pH normalnya adalah antara 6 hingga 7, yang artinya sedikit asam. Pasokan air liur yang memadai sangat penting untuk pemeliharaan jaringan mulut.

2 dari 5 halaman

Komposisi Itu Berubah saat Puasa

Menurut penelitian berjudul Effects of fasting on saliva composition yang dipublikasikan dalam Journal of Nihon University School of Dentistry, terjadi perubahan komposisi dan konsentrasi air liur selama berpuasa.

Konsentrasi nitrit dalam kondisi puasa 50 persen lebih tinggi, sedangkan konsentrasi protein menurun tapi tidak signifikan.

Selain itu, laju aliran saliva puasa lebih lambat, yaitu 0,098 ml per menit. Kalau tidak berpuasa, laju alirannya lebih cepat, yakni 0,208 ml per menit.

3 dari 5 halaman

Hipersaliva

Sebagian orang diketahui bahwa produksi air liurnya meningkat saat puasa. Melansir Healtline, kondisi ini disebut hipersaliva. Hipersaliva bisa bersifat sementara tapi kronis.

Hal ini bisa dikarenakan oleh infeksi, gigi berlubang, refluks gastroesofageal, kehamilan, obat-obatan tertentu, serta paparan racun seperti merkuri.

4 dari 5 halaman

Tak melulu dikaitkan dengan penyakit, mungkin saja air liur yang keluar terus-menerus selama berpuasa diakibatkan oleh melihat atau mencium aroma makanan. Dalam kondisi berpuasa, makanan berkali-kali lipat terlihat lebih menggiurkan.

Pada tudi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One tahun 2016, partisipan diminta untuk menyimulasikan dirinya memakan objek yang mereka lihat. Hasilnya, produksi air liur meningkat ketika membayangkan makanan (terutama yang terlihat menarik atau yang asam) dibandingkan dengan objek yang bukan makanan.

Dengan memproduksi air liur, tubuh mempersiapkan diri untuk mengonsumsi makanan tersebut.

Beri Komentar