Pernahkah kamu menemui orang yang melakukan latah saat kaget? Biasanya, orang yang menderita gangguan ini akan merespons kekagetan mereka dengan gerakan tubuh tertentu atau menyebut kata-kata spontan tertentu. Contohnya, "eh, copot.. copot..".
© Shutterstock
Pernahkah kamu menemui orang yang melakukan latah saat kaget? Biasanya, orang yang menderita gangguan ini akan merespons kekagetan mereka dengan gerakan tubuh tertentu atau menyebut kata-kata spontan tertentu. Contohnya, "eh, copot.. copot..".
© Diadona
Latah atau dalam istilah medis disebut dengan jumping frenchmen of maine adalah kelainan yang ditandai dengan reaksi terkejut dari yang ringan sampai yang cukup ekstrem.
Istilah ini pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19 di Maine, Amerika Serikat, dan Quebec, Kanada. Kondisi ini terjadi di antara populasi penebang pohon keturunan Kanada-Prancis yang terisolasi.
Orang yang latah akan menunjukkan reaksi yang tidak terduga saat ia merasa kaget. Seseorang yang mengalaminya bisa menunjukkan reaksi berlebihan yang tidak biasa. Mulai dari mengulang kata-kata tertentu, melompat, menjerit, memukul, hingga melempar sesuatu.
Respons ini terjadi sangat cepat, natural, dan tanpa disengaja. Oleh karena itu, penderitanya tidak mampu mengendalikan kondisinya sendiri sehingga kata-kata atau respon yang keluar tidak terduga.
Setiap orang yang latah ini menunjukkan respons yang berbeda-beda setelah mendapat 'rangsanga'n yang tiba-tiba dan tak terduga. Latah terbagi ke dalam beberapa tipe, seperti:
© Diadona
Sejauh ini belum ada penelitian dan penjelasan medis yang mendukung penyebab dari latah. Jadi, bisa dikatakan kalau penyebab dari latah itu sendiri belum diketahui secara pasti.
Tapi, kondisi ini sering kali diyakini sebagai gangguan neuropsikiatri. Sebab, terkejutnya orang latah dianggap berlebihan dan tidak sewajarnya.
Ada juga teori lain yanh menyebutkan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh gangguan neurologis somatik. Gangguan somatik disebabkan oleh mutasi gen yang terjadi setelah pembuahan dan tidak diwariskan oleh orang tua atau diteruskan ke anak.
Selain itu, pengaruh budaya juga disebut-sebut bisa memengaruhi tingkat keparahan.
Pada dasarnya, tidak ada terapi khusus untuk orang yang punya latah. Cara terbaik untuk mengurangi latah adalah dengan tidak mengagetkan orang yang memiliki gangguan ini.
Umumnya, kondisi ini akan menurun keparahannya seiring dengan pertambahan usia. Saat stres atau kecemasan berkurang, latah akan menjadi menurun frekuensi dan tingkat keparahannya. Oleh karena itu, mengurangi stres dan kecemasan pun bisa menjadi salah satu jalan untuk meredakan gangguan ini.
Tapi, kalau dirasa kondisi ini benar-benar mengganggu, kamu bisa berkonsultasi dengan terapis atau dokter untuk mengendalikan diri pada saat-saat tertentu.
Semoga infromasi ini bermanfaat ya!
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Diwawancara Kasus Narkoba Sang Anak, Ekspresi Ibunda Chandrika Chika Malah Dihujat
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan