Viral Diet Ekstrem Tanpa Sayur ala Tya Ariestya, Begini Penjelasan Ahli Gizi

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 8 Maret 2021 18:40
Viral Diet Ekstrem Tanpa Sayur ala Tya Ariestya, Begini Penjelasan Ahli Gizi
Apa efek dari diet ala Tya Ariestya untuk kesehatan?

Nama Tya Ariestya beberapa waktu belakangan ini menjadi viral di jagat media sosial setelah tips diet yang ia tulis lewat buku 'The Journey of #FitTyaAriestya' mengundang kontroversi.

Meski berhasil menurunkan berat badan secara drastis, namun tips yang ditulis oleh Tya Ariestya banyak mendapat koreksi dari para ahli, salah satu yang cukup gencar menyuarakan kritiknya adalah certified fitness dan diet specialist sekaligus influencer Yulia Baltschun.

Tya Ariestya diketahui memang berhasil menurunkan berat badan sampai 25 kilogram hanya dalam rentang waktu empat bulan saja. Namun tips yang ia tulis dianggap menyesatkan oleh beberapa ahli. Salah satu poin yang mengundang kritik adalah ketika ia menyebut sayuran sebagai penghambat penurunan berat badan.

1 dari 5 halaman

Segudang Manfaat Sayur untuk Tubuh

Ilustrasi sayur-mayur © Diadona

Dilansir dari Antara, Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes secara tegas menyebut pandangan Tya Ariestya tentang sayuran adalah hal yang keliru. Menurut dr. Rita, sayur justru sangat kaya akan hal-hal yang bermanfaat baik untuk kesehatan tubuh.

" Salah kalau dikatakan sayur menghambat penurunan berat badan. Secara kimia tubuh, justru sayur bisa membantu jika terjadi kerusakan metabolik ketika kita melakukan defisit energi," terang dr. Rita.

Ahli gizi FKM UI itu juga menjelaskan bahwa tubuh tetap memerlukan energi secara 24 jam meski secara kasat mata kita tak banyak bergerak. Energi tersebut digunakan untuk menggerakkan organ-organ tubuh yang bekerja otomatis seperti detak jantung, kinerja ginjal, hati, usus, lambung, serta organ dalam lainnya.

" Ketika kita mendefisitkan energi kemudian mikronutrien (vitamin dan mineral) dan seratnya tidak tercukupi, itu akan membuat sistem kerja metabolik energi berlangsung tidak sempurna dan di situ tubuh membutuhkan serat dari sayuran," ujar dr. Rita.

Dokter Rita memaparkan lebih lanjut bahwa serat yang terkandung dalam sayur berfungsi untuk menjaga keseimbangan mikrobiota dalam tubuh. Dijelaskan olehnya bahwa serat dalam sayur merupakan konsumsi utama dari mikrobiota di tubuh. Mikrobiota sendiri memiliki peran penting untuk imunitas, sehingga jika tak ada serat yang masuk, mikrobiota akan mati, antibodi pun tak terbentuk yang kemudian menyebabkan imunitas melemah.

2 dari 5 halaman

Pengontrol Kolesterol dan Glukosa

Sayur dan serat yang terkandung di dalamnya juga berfungsi untuk mengontrol kolesterol dan menstabilkan kadar glukosa di dalam darah. Konsumsi nasi dan lauk tanpa ada serat akan otomatis membuat kadar glukosa meningkat yang kemudian merangsang produksi insulin.

" Insulin kalau diproduksi dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya proses inflamasi atau peradangan dalam waktu singkat. Dalam waktu panjang, itu berisiko hiperglikemi dan diabetes meritus," tutur dr. Rita.

Fungsi lain dari serat pada sayur adalah sebagai bahan bakar yang menciptakan gerak peristaltik pada usus besar. Tujuannya adalah untuk melancarkan pekerjaan usus besar dalam mengeluarkan zat beracun dari dalam tubuh. Tanpa sayur, kita lebih berisiko terserang kanker kolon.

3 dari 5 halaman

Penyesuai pH Tubuh

Khasiat dari memakan sayur yang terakhir dan tak kalah penting adalah untuk menghasilkan sisa basa yang sesuai dengan pH tubuh manusia.

" Tubuh kita pH-nya basa. Jadi, kalau kita mengonsumsi makanan lalu hasilnya asam, maka ginjal, hati, dan paru-paru langsung bekerja untuk membasakan," papar dr. Rita.

" Orang yang, misal, hanya makan protein saja bisa mengalami gagal ginjal karena ginjalnya bekerja keras untuk membasakan. Kalau kita makan sayur, maka itu akan membasakan dan kerja tubuh jadi tidak berat," lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Efek Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang Jika Tak Mengonsumsi Sayur

Ilustrasi perempuan tidak makan sayur © Diadona

Di samping saran " nol konsumsi sayur" , tips diet ala Tya Ariestya juga menjadi sorotan lantaran asupan kalori harianya yang kurang dari 500 kalori (Very Low Calorie Diet/VLCD). Dokter Rita menyebut hal ini memiliki efek jangka pendek, menenga, dan panjang yang bahaya untuk kesehatan tubuh.

" Dampak jangka pendeknya, dengan defisit energi tersebut maka proporsi tubuh jadi tidak bagus. Yang hilang tidak hanya lemak saja, tapi juga massa otot, tulang, dan total air dalam tubuh," ujar dr. Rita.

Pada jangka menengah, dr. Rita mengatakan bahwa tidak cukupnya energi dapat berpengarut pada kerja basa dan imunitas. Pola demikian juga bisa menjerumuskan kita pada kondisi malnutrisi. Akhirnya, imunitas kita jadi terganggu serta lebih mudah terpapar penyakit yang berasal dari virus dan bakteri.

" Efek jangka panjangnya adalah timbulnya penyakit seperti gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan lambung, sampai perubahan irama denyut jantung. Penyakit-penyakit ini tidak bisa diperbaiki. Perbaikan pola hidup dan pemberian obat tidak akan mengembalikan fungsinya hingga 100 persen. Jadi jangan coba-coba melakukan diet ekstrem ini," pungkas dr. Rita.

Beri Komentar