Resmi IPO, Mitratel Catatkan Saham Perdana di BEI dengan Kode MTEL

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 22 November 2021 14:44
Resmi IPO, Mitratel Catatkan Saham Perdana di BEI dengan Kode MTEL
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk lepas saham MTEL ke publik

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau yang dikenal sebagai Mitratel menjadi pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk itu mencatatkan nama sebagai perusahaan ke-41 yang melantai di BEI.

1 dari 5 halaman

Mencatatkan saham perdananya, Mitratel memakai kode saham MTEL di papan utama BEI. Jumlah saham MTEL yang dicatatkan di BEI sebanyak 83.515.452.844, terdiri dari penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) 23.493.524.900 dan saham pendiri 60.021928.044.

MTEL menawarkan harga saham perdana Rp800 dengan nilai nominal Rp228. Dari IPO, Dayamitra Telekomunikasi berhasil mendapatkan suntikan dana sebesar Rp18,79 triliun dengan kapitalisasi pasar saham Rp66,81 triliun.

2 dari 5 halaman

Adapun rincian pemegang saham perseroan MTEL setelah IPO, ESA, dan MESOP antara lain PT Telkom Indonesia Tbk sebear 71,77 persen, publik 28,06 persen, ESA 0,03 persen, dan MESOP 0,13 persen.

Dalam pelaksanaan IPO saham MTEL, perseroan telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sementara untuk penjamin emisi efek, perseroan menunjuk PT HSBC Sekuritas Indonesia, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, dan PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia.

3 dari 5 halaman

Dari hasil IPO, Dayamitra Telekomunikasi akan menggunakan 90 persen untuk belanja modal. Rinciannya adalah 56 persen untuk belanja modal anorganik, sementara 44 persen sisanya untuk belanja modal organik.

Belanja modal anorganik yang dimaksud antara lain akuisisi strategis portofolio menara berkualitas dan akuisisi strategis produk, teknologi, serta layanan baru yang bisa bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan di Indonesia.

Sementara itu, modal organik adalah seperti melakukan penguatan dan penambahan menara telekomunikasi untuk menambah kolokasi, membangun menara baru, menambah site, serta melakukan ekspansi teknologi dan layanan baru yang bisa bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan di Indonesia.

4 dari 5 halaman

Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama menjelaskan, konsolidasi memang dirasa perlu dilakukan oleh pemain di industri tower sebagai langkah efisiensi. Mitratel sendiri tidak membatasi pihak mana yang akan disasar untuk konsolidasi atau akuisisi ke depannya.

" Konsolidasi diharapkan memang terjadi di sektor tower. Dengan konsolidasi diharapkan industri tower akan lebih efisien akan lebih baik buat pemainnya di dalam industri tower. Kita tidak terbatas bahwa ini harus dari Telkomsel atau Telkom, tapi bisa untuk akuisisi dari pihak manapun," terang Hendra Purnama dalam paparan publik, dikutip dari laman Liputan6.com.

Selain itu, pembangunan menara baru dan penambahan site merupakan bagian dari pesanan buil-to-suit berbagai operator telekomunikasi besar di Indonesia untuk peningkatan layanan digital dan fiber.

" Kita memang lima tahun ke depan akan fokus untuk meningkatkan tendensi rasio kita. Selain itu kita juga akan meng-grab opportunity, terutama untuk sektor yang berkaitan dengan 5G, yaitu bisa fiber optic ataupun IoT, ataupun infrastruktur lainnya yang support 5G,” paparnya.

Beri Komentar