Hati-Hati, Ibu Hamil yang Sering Menangis Bisa Berdampak Buruk untuk Sang Janin

Reporter : Mila I
Kamis, 1 April 2021 07:57
Hati-Hati, Ibu Hamil yang Sering Menangis Bisa Berdampak Buruk untuk Sang Janin
Kalau lagi hamil, usahakan jangan sering stres dan menangis ya, Moms.

Sedih adalah hal yang wajar dialami oleh siapa pun, tak terkecuali ibu hamil. Melansir Parents, Dokter Spesialis Kandungan di Amerika Serikat, Dr. Marra Francis, menjelaskan bahwa perubahan hormon kehamilan bisa menyebabkan perubahan suasana hati pada Moms yang begitu cepat.

Saat hamil, hormon estrogen dan progesteron meningkat sehingga bisa menyebabkan Moms mengalami mood swing yang membuat cenderung gampang murung dan menangis, bahkan karena hal sepele sekalipun.

Tapi, jangan terlalu sering menangis, Moms. Melansir Parenting First Cry, menangis terlalu sering dan berlebihan selama kehamilan bisa berdampak buruk para janin dalam kandungan. Apa saja dampaknya?

1 dari 5 halaman

Berpengaruh pada Otak Janin

Melansir Famifi, ibu hamil yang sering menangis menciptakan hormon stres yang bisa masuk ke dalam plasenta. Hal ini bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang otak janin, karena saat Moms merasa tidak nyaman, otomatis anak juga jadi merasa cemas.

2 dari 5 halaman

Suplai Oksigen Janin Berkurang

Saat Moms menangis, pembuluh darah akan bekerja dengan ekstra. Hal ini akan berpengaruh terhadap suplai oksigen untuk janin. Semakin kuat atau lama tangisan, semakin besar juga pengaruhnya. Bahaya sekali bukan?

3 dari 5 halaman

Kelahiran Prematur

Ibu Hamil yang menangis terus menerus bisa jadi karena stres dan faktor kesehatan mental lainnya. Melansir Healthline, dalam studi yang diterbitkan pada 2016, masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi selama kehamilan bisa meningkatkan peluang kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.

4 dari 5 halaman

Bayi Baru Lahir Rentan Kolik dan Gelisah

Ibu hamil yang sering menangis karena masalah kecemasan dan stres kronis bisa menyebabkan tubuh memproduksi kortisol atau hormon stres. Hormon ini bisa ditularkan ke janin melalui plasenta. Kalau janin terus-menerus terpapar hormon ini, mungkin ketika lahir ia akan mudah gelisah dan gampang kolik.

5 dari 5 halaman

Emosi Tidak Berkembang

Tak hanya berdampak waktu masih di dalam kandungan ataupun saat lahir, tapi kondisi ini juga tidak baik untuk si kecil kelak karena bayi yang lahir dari ibu yang mengalami depresi klinis bisa mengalami depresi juga ketika besar. Bahkan ketika anak-anak emosionalnya cenderung tidak berkembang dengan baik.

Intinya tidak masalah Moms merasa sedih dan menangis sesekali saat hamil. Tapi, jangan dibiarkan berlarut-larut. Pastikan Moms mencari cara untuk mengembalikan mood agar bisa kembali bersemangat dan bahagia menjalani kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat!

Beri Komentar