Kecenderungan Sifat Impulsif Seseorang Adalah Pemicu Perselingkuhan, Benar atau Salah?

Reporter : Yayuk Harini
Kamis, 8 Oktober 2020 12:35
Kecenderungan Sifat Impulsif Seseorang Adalah Pemicu Perselingkuhan, Benar atau Salah?
Benarkah demikian? Berikut penjelasannya.

Banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa melakukan perselingkuhan. Bisa jadi karena mereka sudah merasa tidak cocok satu sama lain, keuangan, bahkan karena hal mengenai sifat bawaan.

Tak banyak yang tahu bahwa sifat alami seseorang ternyata bisa memicunya sebuah perselingkuhan. Melansir HerStory Kamis (8/10/2020) sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah British Journal of Psychology menemukan bahwa sifat impulsif seseorang bisa menjadi pemicu ia selingkuh dari pasangannya.

 

1 dari 5 halaman

Ilustrasi Perselingkuhan © Diadona

Para peneliti dari University of Queensland mempelajari mengapa orang impulsif bisa tidak setia. Alasan yang mendasari orang impulsif suka selingkuh adalah lantaran mereka tidak berpikir panjang ketika dihadapkan pada suatu situasi dan masalah.

Perilaku impulsif adalah kondisi saat seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Seseorang yang memiliki sifat impulsif sering kali dianggap labil oleh orang di sekitarnya.

Apabila perilaku seseorang yang tiba-tiba berubah, di luar rencana, atau sebuah sikap yang tidak didukung akan alasan yang kuat, umumnya sikap ini tergolong irrasional. Maka disimpulkan individu tersebut termasuk pribadi impulsif. Ciri pribadi impulsif adalah kalau bicara atau berbuat seringkali tidak disertai alasan atau penalaran.

2 dari 5 halaman

Sifat Impulsif Memicu Perselingkuhan

Ilustrasi Perselingkuhan © Diadona

Orang impulsif tidak mempertimbangkan hal-hal lebih dulu dengan baik. Mereka cenderung mudah mengikuti keinginan sesaat dibandingkan mengikuti pemikiran yang logis. Orang-orang impulsif juga mudah tergoda dengan hal-hal yang dianggapnya menarik, seperti mudah belanja hal-hal yang sebenarnya tak dibutuhkannya.

Sama halnya dengan selingkuh, mereka hanya mengikuti rasa penasaran dan keingintahuannya, tidak memikirkan bahwa ada risiko dari setiap keputusan yang ia ambil. Apalagi ketika hubungan cintanya dengan pasangan tidak begitu erat.

Saat orang impulsif menjalin hubungan cinta yang tak memuaskan dan kurang erat dengan pasangan, maka semakin besar potensinya untuk melakuakn pengkhianatan yaitu berselingkuh.

3 dari 5 halaman

Bagaimana cara mengatasi sikap impulsif?

Ilustrasi Perempuan Marah © Diadona

Untuk emngatasi amsalah ini tentu harus sisertai dengan latihan self control, relaksasi progresif untuk mengatasi masalah emosi yang mudah berubah, dan Cognitive Behaviour Therapy (CBT) atau terapi kognitif dan perilaku. Melansir dari Psychologytoday.com, berikut beberapa tips mengatasi sifat impulsif ini.

1. Impulsif Adalah Masalahnya

Kita harus paham jika memiliki sifat impulsif ini dalam diri kita. Dengan pengakuan ini, akan lebih mudah bagi kita untuk menyadari kesalahan dan memperbaikinya. Meskipun kita mungkin memiliki hal-hal tertentu yang paling memicu impulsif, pada umumnya, tipe perilaku ini menyebar ke area lain dalam hidup kita.

4 dari 5 halaman

Ilustrasi perempuan kesal © Diadona

2. Berlatih Menahan Diri

Berlatihlah menahan diri dorongan ataupun ajakan tanpa memikirkan konsekuensinya ke depan. Berpikir sebelum melakukan sesuatu adalah jalan yang harus kita lakukan. Tarik napas secaramendalam, dan katakan 'tidak' pada hal yang menurut kita tidak sesuai dengan hati.

3. Atasi Masalah yang Mendasarinya

Jika kita sadar dan menyadari bahwa itu membuat hidup dan hubungan kita lebih sulit daripada yang seharusnya, mungkin sudah saatnya untuk melihat dengan seksama dan mulai keluar dari diri kita sendiri. Jika kita berada dalam hubungan yang tidak seimbang, maka berusahalah mengubah pola-pola itu dan lakukan terapi.

5 dari 5 halaman

4. Mencari Dukungan

Menjadi kurang impulsif adalah tentang mengembalikan otak, membuat perubahan perilaku, dan keterampilan belajar. Terus memarahi diri sendiri karena mengacau bukanlah jawabannya, juga tidak ada orang lain yang terus-menerus melihat ke belakang dan memperlakukan kita layaknya anak kecil. Alih-alih, dapatkan dukungan, dapatkan pelatihan, dan temukan seseorang yang dapat membantu kita mengingatkan jika kita berbuat hal yang tidak wajar lagi.

Nah, semoga baik kita dan pasangan diajuhkan serta tidak memiliki sifat impulsif ini ya. Semangat!

Beri Komentar