© Flickriver.com
Melansir dari Psychologytoday pada Rabu (16/12/2020), konsep 'kecanduan cinta' kadang-kadang disebut sebagai 'cinta patologis'. Hal ini tentu memunculkan gambaran yang berbeda. Dalam benakmu yang terdalam, mungkin kamu berfikir telah menemukan belahan jiwa selamanya.
© Diadona
Kecanduan cinta adalah perasaan putus asa untuk menemukan seseorang untuk dicintai yang dipicu oleh ketakutan irasional untuk sendirian atau ditolak. Jangan khawatir, kamu tidak sendirian kok. Berdasarkan studi, sebanyak 10 persen populasi dunia mungkin mengalami kecanduan ini.
Menurut Dr. Becky Whetstone, seorang terapis yang mengkhususkan diri dalam kecanduan cinta, pecandu cinta biasanya menunjukkan tanda-tanda ketergantungan bersama pada pasangan mereka dan kadang-kadang kehilangan kontak dengan kenyataan.
Cinta pada dasarnya memiliki kualitas obsesif. Ketika kamu jatuh cinta dengan seseorang, kamu mungkin memikirkannya sepanjang waktu hingga mengesampingkan hal-hal lainnya. Saat kamu jatuh cinta dengan seseorang, kamu tidak selalu melihatnya secara realistis.
Saat jatuh cinta dengan seseorang, kamu sering kali tidak tahan berpisah. Dan ketika cinta kamu bertepuk sebelah tangan, kamu merasa sedih dengan cara yang tidak mudah untuk dilupakan. Waduh, lalu apa yang harus dilakukan ya?
© Diadona
Cinta patologis, bagaimanapun, dianggap sebagai kebutuhan untuk selalu jatuh cinta terlepas dari apakah situasinya atau orang tersebut membutuhkannya atau tidak. Tetapi bagaimana jika kecanduan cinta itu membuat sulit untuk fokus pada hal-hal lain seperti menyelesaikan pekerjaan kita atau membesarkan anak-anak kita?
Bagaimana jika kita terus-menerus jatuh cinta dengan orang yang salah, seseorang yang secara emosional tidak tersedia atau kasar, yang tidak akan pernah mencintai kita kembali seperti yang kita inginkan?
Tak hanya itu saja, muncul pertanyaan tentang bagaimana jika kita tidak pernah sepenuhnya berkomitmen pada pasangan kehidupan nyata kita saat ini karena kita selalu jatuh cinta dengan orang lain dari jauh dengan siapa kita memiliki hubungan fantasi yang kuat? Maka kita mungkin harus menghadapi kenyataan bahwa kita bergumul dengan cinta patologis atau obsesif.
Beberapa orang berpendapat bahwa 'kecanduan cinta' harus diatasi seperti halnya kecanduan lainnya. Kamu harus melepaskan diri dari perilaku beracun dan belajar untuk tidak melakukannya. Kamu harus menemukan alternatif yang sehat untuk mengatasi suasana hati yang buruk, baik itu dukungan sosial, olahraga, makan sehat, meditasi , pengejaran kreatif, dan memprioritaskan tanggung jawab Anda seperti pekerjaan atau pengasuhan anak. Semoga kondisi ini bisa kamu atasi dengan baik ya. Semangat!
7 Foto Ghea Youbi Latihan Memanah, Gayanya Bak Atlet Professional
Foto Nathalie Holscher Pamer Tato Pakai Baju Tanpa Lengan, Disebut Lebih Cantik Berhijab
Ini Foto Transformasi Ririn Dwi Ariyanti dari Tahun 2003 sampai 2024, Tetap Cantik dan Awet Muda!
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Ibunda Rizky Nazar Beri Klarifsikasi Usai Putranya Dituding Selingkuhi Syifa Hadju
Diwawancara Kasus Narkoba Sang Anak, Ekspresi Ibunda Chandrika Chika Malah Dihujat
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah