Mengenal Leblouh, Tradisi Penggemukkan Paksa Wanita Untuk Menarik Pria

Reporter : Bagus Prakoso
Sabtu, 16 Januari 2021 16:20
Mengenal Leblouh, Tradisi Penggemukkan Paksa Wanita Untuk Menarik Pria
Perempuan dipaksa makan banyak agar memiliki badan gemuk yang dipercaya bisa menarik hati para lelaki.

Manusia hidup dengan kondisi fisik yang berbeda-beda. Mulai dari yang berkulit cerah, kuning hingga gelap. Ada juga yang memiliki tubuh mulai dari kurus hingga yang berisi.

Biasanya, dalam budaya mainstream, tubuh yang langsing adalah idaman bagi semua wanita untuk menarik perhatian lelaki. Namun, berbeda dengan orang-rang di Mauritania, Afrika Barat. Mereka sangan memuliakan perempuan yang memiliki tubuh gemuk. Bahkan, para wanita rela menggemukkan badan demi untuk dilirik oleh lelaki.

1 dari 2 halaman

Leblouh

Tradisi Leblouh © Diadona

Mengutip dari berbagai sumber, ada pepatah yang tertanam di negara tersebut. " Kemuliaan seorang laki-laki diukur oleh kegemukan wanita," . Ya, berbeda dengan negara pada umumnya, di negara ini, wanita berbobot besar dianggap indah.

Karena hal inilah yang membuat mereka mempunyai tradisi Leblouh. Tradisi Leblouh sendiri merupakan tradisi menggemukan badan secara paksa. Ya, mereka akan dipaksa makan dengan banyak hingga tubuhnya gemuk demi untuk tampil cantik di depan pria.

Menurut warga penduduk Mauritania, wanita dengan tubuh yang gemuk akan enak dipandang, cantik, kaya dan lebih mudah diterima secara sosial. Mereka justru menganggap wanita dengan tubuh ramping lebih rendah dan membawa malu pada keluarga mereka. Pria di negara ini menganggap, menikahi perempuan bertubuh gemuk adalah sebuah impian.

2 dari 2 halaman

Tradisi Leblouh © Diadona

Wanita dengan bobot badan yang besar merupakan tradisi yang harus dijalani. Jika normalnya orang dewasa membutuhkan 2.000 hingga 2.500 kalori tiap harinya, perempuan di Mauritania mengonsumsi 16.000 kalori makanan tiap harinya.

Melansir dari ABC, perempuan akan dipaksa untuk memakan sesuatu yang cukup banyak seperti susu unta dan juga lemak murni. Dan, jika tak bisa menghabiskannya, para ibu dari perempuan ini akan menghukumnya.

Salah satu metode yang dilakukan adalah mengikatkan jari kaki mereka di sebuah tongkat dan ditekan dengan kuat. Hal ini tentu akan membuat rasa sakit yang luar biasa pada kaki mereka.

Seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Pihak pemerintah mulai membuat sebuah kampanye bahaya obesitas yang bisa terjadi jika terlalu gemuk. Hal ini tentunya lebih sebagai alasan kesehatan.

Gimana, nih menurut kamu tentang budaya ini?

Beri Komentar