Menikahkan Kucing Hingga Meluncurkan Roket, Ini 6 Ritual Pemanggil Hujan Unik dari Seluruh Dunia

Reporter : Bagus Prakoso
Rabu, 10 November 2021 16:20
Menikahkan Kucing Hingga Meluncurkan Roket, Ini 6 Ritual Pemanggil Hujan Unik dari Seluruh Dunia
Berikut adalah tradisi-tradisi pemanggil hujan dari seluruh dunia.

Kemarau panjang menjadi musim yang paling ditakuti oleh sebagaian besar masyarakt. Kemarau panjang bisa menyebabkan kekeringan berkepanjangan hingga memengaruhi lahan pertanian mereka. Lahan pertanian yang rusak membuat para petani gagal panen, sehingga hal ini akan merugikan masyarakat dari segi ekonomi.

Keterbatasan alat membuat masyarakat jaman dahulu harus berharap kepada hujan untuk mengairi lahan pertanian mereka. Oleh karena itu, masyarakat tradisional jaman dahulu membuat sebuah ritual-ritual unik yang dipercaya bisa mendatangkan hujan.

Ternyata, karena keunikan tradisi pemanggil hujan tersebut membuat tradisi-tradisi ini masih bertahan hingga saat ini sebagai warisan budaya. Apa saja tradisi unik pemanggil hujan tersebut?

1 dari 6 halaman

1. Festival Bun Bang Fai (Thailand)

Bun Bang Fai Festival © Diadona

Festival Bun Bang Fai diadakan oleh etnis Lao di Thailand. Masyarakat di Provinsi Yasothon bekerjasama dalam beberapa kelompok akan bekerjasama untuk membuat roket dari bambu dengan ukuran kurang lebih 6 meter.

Roket ini kemudian akan ditembakkan ke udara. Kelompok dengan roket yang melambung paling tinggi ke atas akan diberikan sejumlah uang sebagai hadiahnya. Ternyata, festival ini merupakan bentuk permintaan kepada dewa untuk menurunkan hujan.

2 dari 6 halaman

2. Tarian Hujan Zuni (Amerika)

Tradisi Zuni © Diadona

Tarian Zuni merupakan tarian yang dilakukan oleh suku Zuni, yakni sebuah suku yang berada di sekitaran Sungai Zuni, New Mexico, Amerika. Tarian ini dipercaya suku Zuni bisa memanggil hujan agar tanah untuk bertani jadi subur, dan panen menjadi lebih melimpah.

Tarian ini dilakukan oleh pria dan wanita dan berdandan sedemikian rupa sesuai aturan. Biasanya, pria akan memakai penutup kepala dengan tanduk rusa di atasnya. Mereka menari dengan diiringi tabuhan dari pemangku adat.

3 dari 6 halaman

3. Tarian Manerwap (Filipina)

Tradisi Manerwap © Diadona

Tarian Manerwap merupakan tarian asal Filipina yang dipercaya bisa menurunkan hujan. Setiap tahun saat El Nino datang, daerah Bontoc, Filipina ini selalu dilanda kekeringan yang parah hingga panen merosot tajam.

Masyarakat setempat akhirnya memilih melakukan tarian yang bernama Manerwap. Ada beberapa pemuda yang akan dipilih untuk melakukan tarian ini. Pemuda yang terpilih biasanya mengenakan pakaian suku lengkap dengan peralatannya, seperti tombak dan perisai. Kelompok lain membawa tabuhan seperti gong yang digunakan untuk menari.

4 dari 6 halaman

4. Ritual Pemanggil Hujan asal China

Tradisi Pemanggil Hujan China © Diadona

China punya tarian pemanggil hujan yang cukup unik. Biasanya, seorang Shaman atau dukun melakukan ritual dengan nyanyian dan tarian. Tarian ini memiliki tujuan persembahan kepada dewa yang menguasai alam beserta cuacanya termasuk hujan.

Dukun akan terus menari hingga merasa lelah dan berkeringat. Konon katanya jika keringat mencapai tanah, hujan akan segera datang. Jika efeknya terlalu besar, banjir bandang juga bisa datang.

5 dari 6 halaman

5. Ritual Caloian (Romania)

Tradisi Caloian © Diadona

Orang Romania punya ritual unik untuk memanggil hujan. Namanya adalah Caloian, sebuah ritual di mana seorang anak kecil akan membuat sebuah boneka yang terbuat dari tanah liat.

Boneka ini berwujud seorang anak laki-laki yang merupakan perwujudan dari Father of Sun (Ayah Matahari). Boneka lain yang dibentuk berwujud wanita yang merupakan perwujudan dari Mother of Rain (Ibu dari Hujan).

Boneka ini akan dihias dan ditempatkan di tengah kebun selama tiga hari lamanya. Setelah kering, bonekan akan dilarung ke laut atau sungai hingga menghilang. Ritual ini akan selesai setelah anak kecil yang membuat boneka selesai membuat kue. Kemudian kue akan dimakan bersama-sama sebagai wujud keberkahan.

6 dari 6 halaman

6. Manten Kucing (Indonesia)

Tradisi Manten Kucing © Diadona

Manten Kucing merupakan upacara adat yang dilaksanakan di Desa Palem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungaggung. Prosesi ini dilakukan dengan cara yang sangat unik, yakni memandikan dua kucing Condromowo jantan dan betina di sebuah sumber air di bukit Cobaan.

Manten Kucing dalam bahasa Indonesia sendiri merupakan menikahkan kucing. Tradisi ini biasanya dilakukan ketika sudah memasuki musim kemarau. Mereka percaya dengan adanya tradisi ini, musim kemarau akan segera berakhir.

Beri Komentar