Menyusuri Aral Sea, Danau Tanpa Air yang Ada di Uzbekistan

Reporter : Bagus Prakoso
Rabu, 2 Juni 2021 17:31
Menyusuri Aral Sea, Danau Tanpa Air yang Ada di Uzbekistan
Danau yang dulu terluas di dunia ini semakin mengering hingga akhirnya menjadi padang gurun.

Danau dikenal sebagai perairan yang dikelilingi oleh daratan. Genangan air raksasa ini memiliki keindahan tersendiri sehingga seringkali dijadikan sebagai tempat wisata oleh sebagian orang.

Keunikan danau di setiap tempat berbeda-beda. Salah satu danau yang cukup unik adalah Aral Sea. Namun, yang menjadi keunikannya adalah danau ini kini sudah tak memiliki air sama sekali. Kok bisa?

1 dari 2 halaman

Aral Sea

Aral Sea © Diadona

Aral Sea membentang antara Kazakhstan dan Uzbekistan. Aral Sea dulunya merupakan danau terbesar keempat di dunia.

Namun, sebuah fenomena unik terjadi. Kini, tak ada air sama sekali di Aral Sea. Kondisi ini ternyata sudah terjadi sejak tahun 1950-an saat perang dingin sedang berlangsung.

Saat itu, Uni Soviet mengalihkan dua sungai utama yang melintasi danau, Amu Darya dan Syr Darya. Hal ini dilakukan untuk melaksanakan proyek irigasi besar-besaran, khususnya untuk menanam kapas. Seperti diketahui, kapas memang dikenal sebagai tanaman yang haus akan air.

Lalu, pada tahun 1960-an hingga 1980an, ketinggian air danau yang memiliki luas mencapai 1,5 juta meter persegi ini turun hingga 20 persen.

Perkebunan kapas inipun tak berumur panjang karena danau yang kian mengering. Tak hanya berdampak pada perkebunan kapas, luas danau yang kian menyusut ini juga membunuh industri perikanan di kota-kota sekitarnya. Hal ini karena ikan ikut mati karena air yang makin mengering.

2 dari 2 halaman

Kini Jadi Gurun

Aral Sea © Diadona

Saat ini, hanya ada kurang dari 10 persen dari bekas wilayah Aral Sea yang tersisa. Bahkan, tempat yang dulunya perairan kaya ikan kini menjadi gurun kering.

Melansir dari CNN, di bagian barat perairan dangkal, tetapi karena terputus dari sungai-sungai utama, ia juga diperkirakan menghilang selama beberapa tahun mendatang.

Bagian selatan Aral kemungkinan hilang dan tak bisa direboisasi. Di utara, perairan terlihat luas, meskipun tetap dangkal. Bekas pantai yang sekarang menjadi gurun tandus kini juga dihiasi dengan sekumpulan perahu yang berkarat.

Perahu berkarat inilah yang kemudian menjadi pemandangan unik di sekitar Laut Aral. Tertarik untuk mengunjunginya?

Beri Komentar